Sekolah dan Rumah Ibadah Ramah Anak di Salatiga Capai 89 Persen
![Sekolah dan Rumah Ibadah Ramah Anak di Salatiga Capai 89 Persen](https://jateng.disway.id/upload/d8997dd12a46760755527b62b5ef4b70.png)
SIMBOL : Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani beserta seluruh peserta saat menunjukkan simbol stop kekerasan terhadap anak di tengah Workshop Tim Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) tahun 2025 di Ruang Kaloka Gedung Setda, Senin 10 Februari 2025. Foto : Nena--
SALATIGA, diswayjateng.id - Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menyebutkan jika Sekolah dan Rumah Ibadah Ramah Anak di Salatiga saat ini sudah mencapai 80 persen.
"Sejak tahun 2010, kota yang berlabel Hati Beriman ini telah merintis dan mempersiapkan diri sebagai Kota Layak Anak," kata Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani ketika membuka Workshop Tim Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) tahun 2025 di Ruang Kaloka Gedung Setda, Senin 10 Februari 2025.
Ia mengungkapkan, Pemerintah Kota Salatiga terus melakukan upaya percepatan penyelenggaraan Kota Layak Anak di Salatiga.
Bahkan, upaya tersebut akan berjalan optimal sejalan dengan berbagai upaya dilakukan seperti membentuk forum anak, membangun sarana prasarana, membentuk layanan pengaduan kasus terkait anak, sekolah ramah anak dan rumah ibadah ramah anak.
BACA JUGA: Operasi Keselamatan Candi 2025, Bupati Sragen Terpilih Pamer Motor Tak Pakai Helm
BACA JUGA: Kasus Pemberian Fasilitas Kredit, Mantan Direktur Bank Salatiga HS Kembali Ditetapkan Tersangka
"Mari kita buka lembaran baru tahun 2025 ini dengan upaya-upaya yang semakin ekstra disertai dengan komitmen yang semakin erat," ungkap dia.
Saat ini, lanjut dia, Kota Salatiga masih berada di peringkat madya. Untuk meraih peringkat sebagai KLA, Salatiga harus melalui dua kategori lagi, yakni Nindya dan Utama.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kolaborasi dan sinergi lintas sektor untuk mewujudkannya.
BACA JUGA: Dapur Umum Banjir Buka Tiga Shift untuk Suplai Logistik Pengungsi, Masyarakat Dipersilakan Bergabung
Salah satunya, Pemkot Salatiga saat ini juga berencana membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) penanganan kasus kekerasan Perempuan dan anak dengan harapan bisa terselesaikan di tahun 2025 ini.
"Predikat Kota Layak Anak tidak bisa hanya dibebankan pada salah satu pihak saja, tetapi harus ada sinergi, komitmen dan kepekaan dari seluruh pihak," terangnya.
Dimana, mulai dari keluarga yang mampu mengakomodir hak-hak anak berlanjut ke peran lingkungan sekolah, tokoh masyarakat dan para ulama serta pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan penyedia sarana prasarana pendukung.
BACA JUGA: Dapur Umum Banjir Buka Tiga Shift untuk Suplai Logistik Pengungsi, Masyarakat Dipersilakan Bergabung
BACA JUGA: Rayakan HPN 2025, Wartawan di Wonosobo Promosikan Wisata Lokal Gunung Cilik
Dengan adanya kegiatan ini, Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani berharap seluruh stakeholder terlibat semakin memiliki kesadaran dan komitmen yang lebih besar menjadikan Salatiga sebagai kota yang layak huni bagi semua kalangan.
"Khususnya bagi anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam lingkungan yang aman dan sejahtera," pungkas Yasip.
Sementara, Kepala DP3APPKB Yuni Ambarwati, S.H menyampaikan harapannya melalui kegiatan Workshop Tim Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) tahun 2025 Pembangunan yang dilakukan memberikan kepentingan yang terbaik bagi anak.
BACA JUGA: KPU Sampaikan SK Penetapan Pasangan Calon Bupati Pemalang Terpilih
BACA JUGA: Sertijab Kalapas, Ade Agustina Resmi Jjabat Kalapas Perempuan Kelas IIA Semarang Gantikan Kristiana Hambawan
"Tidak ada lagi diskriminatif dan memberikan kesempatan bagi anak untuk terlibat dan berperan dalam pembangunan di wilayahnya," imbuhnya.
Acara ini diikuti Anggota Tim Gugus KLA yang terdiri dari jajaran Komisi A DPRD, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Kemenag, dinas terkait, forum anak, dan satuan Pendidikan.
Kegiatan diakhiri dengan paparan materi dari Bappeda, Yayasan Indonesia Ramah Anak dan Forum Anak Kota Salatiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: