9 Mitos di Jawa Tengah yang Masih Dipercaya
Inilah Mitos Jawa yang Masih Dipercaya Masyarakat Hingga Saat Ini-Tangkapan layar diswayjateng.id-
Suasana malam yang tenang, terutama di desa, membuat suara-suara seperti siulan terdengar lebih jelas dan dapat mengganggu kenyamanan atau waktu istirahat orang lain.
4. Pamali makan menggunakan tutup wadah
Siapa tahu kamu pernah melakukannya, makan dengan menggunakan tutup wadah atau tutup panci sebagai alas? Di Korea Selatan, hal ini cukup umum. Masyarakat Korea sering menggunakan tutup panci sebagai alas untuk menyantap mie instan.
Namun, di Jawa, ada kepercayaan bahwa menggunakan tutup sebagai alas makan dapat mendatangkan hal-hal buruk. Kepercayaan ini muncul dengan maksud yang baik di baliknya.
Tutup wadah atau tutup panci, kan, memang sebenarnya diciptakan bukan untuk alas atau wadah makan. Kepercayaan ini ada untuk mengingatkan setiap orang untuk menggunakan barang sesuai fungsinya saja.
BACA JUGA:Kuliner Khas Jawa Tengah yang Wajib Dicoba
BACA JUGA:Ketahui Budaya Jawa Tengah yang Hampir Punah dan Cara Melestarikannya Kembali
5. Jika menyapu tidak bersih, suaminya akan brewokan
Dalam pandangan masyarakat Jawa di masa lalu, penampilan seorang pria sangat diperhatikan, terutama dalam hal kebersihan. Banyak aspek yang dinilai harus terjaga dengan baik, termasuk masalah brewok. Seorang pria yang memiliki brewok dianggap tidak rapi dan kurang mampu merawat diri.
Bagi wanita, terdapat tuntutan untuk dapat mengelola urusan rumah tangga dengan baik, seperti menyapu, memasak, mencuci piring, dan lain-lain.
Mitos atau kepercayaan ini ditanamkan dalam masyarakat untuk mendorong wanita agar belajar dan mampu mengurus rumah tangga dengan teliti. Misalnya, jika menyapu, harus dilakukan dengan bersih.
Ibaratnya, jika seorang perempuan malas dan tidak teliti dalam menjaga kebersihan, ia berisiko mendapatkan pasangan yang juga tidak rapi dan bersih.
6. Keluar rumah saat magrib bisa diculik wewe gombel
Apakah kamu pernah mendengar mitos ini saat masih kecil? Ya, mitos Jawa yang masih dipercaya ini cukup populer di kalangan anak-anak.
Azan magrib yang biasanya sekitar jam 17.30 adalah jam transisi dari sore ke malam. Setelah azan magrib, hari akan mulai gelap. Zaman dulu, lampu jalan belum seterang dan sebanyak sekarang. Toko-toko juga tidak banyak yang buka sampai larut malam.
Maka azan maghrib adalah salah satu penanda bahwa sudah waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat, belajar, atau menghabiskan waktu dengan keluarga. Padahal untuk anak-anak, kadang kalau sudah main, suka lupa waktu dan keasyikan main jadi nggak mau pulang.
Nah, mitos ini kemudian disampaikan turun temurun untuk sedikit menakuti anak-anak agar tidak bandel, nggak keluyuran di malam hari, dan segera pulang saat hari mulai gelap.
7. Kupu-kupu yang Masuk ke Dalam Rumah
Kupu-kupu adalah serangga yang sering kita lihat di halaman rumah. Namun, ada sebuah mitos dalam budaya Jawa yang menyatakan bahwa jika kupu-kupu masuk ke dalam rumah, itu menandakan akan ada tamu yang datang berkunjung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: