Perkuat Cluster Ketahanan Pangan, Bank Indonesia Kolaborasi dengan Pemkot Semarang

Perkuat Cluster Ketahanan Pangan, Bank Indonesia Kolaborasi dengan Pemkot Semarang

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Nita Rachmenia mengatakan Bank Indonensia akan berkolaborasi dengan pemkot semaran untuk pengendalian inflasi di Jateng.--Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Dalam mengendalikan Inflasi, jateng.disway.id/listtag/978/bank">Bank Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) SEMARANG untuk memperkuat cluster ketahanan pangan.

Dengan meningkatkan peran digitalisasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Jateng, antara lain dengan mendorong pemanfaatan digital farming dari hulu ke hilir untuk memperkuat cluster ketahanan pangan.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Nita Rachmenia mengatakan, dibutuhkan kolaborasi Bank Indonesia dan Pemkot Semarang dalam bahu membahu pengendalian inflasi khususnya volatile food yang sangat rentang dalam kondisi cuaca.

"Kedepan, kami akan selalu berkolaborasi dengan Pemkot Semarang dalam memantau harga dan melakukan langkah-langkah atapun kegiatan-kegiatan seperti, gerakan pangan murah dan berbagai kegiatan aksi peduli petani guna meyakinkan harga di pemkot semarang ini," jelasnya saat launching Simpang Lima Famer Market di lapangan Pancasila, Minggu, 8 Desember 2024.

BACA JUGA: Pemprov Jateng Dorong Konsumsi Ikan untuk Kesehatan dan Pengendalian Inflasi

BACA JUGA: Sukses Kendalikan Inflasi, 12 Daerah Terima Penghargaan Jateng Inspiring Economic Effort Award 2024

Bank Indonesia juga akan terus meningkatkan peran digitalisasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Jateng dengan cara memanfaatkan digital farming dari hulu ke hilir, untuk mempercepat cluster ketahanan pangan.

"Saat ini ada 3 UMKM binaan kami yang telah memanfaatkan digital farming," ujar Nita.

Ia menambahkan, Bank Indonesia selalu mendorong digital marketing, melalui program onboarding yang dilakukan melalui 4 tahapan, yakni, persiapan, edukasi, pendampingan dan monitoring.

"Saat ini terdapat 53 UMKM lulus program onboarding yang terdiri dari, 12 UMKM fashion, 2 UMKM furniture, 14 UMKM kerajinan, 17 UMKM food, 5 umkm argo dan 3 umkm kopi," jelanya.

Menurut Nita, porgam onbording umkm tersebut, telah meningkatkan lebih dari 50 persen efektivitas penggunaan e commerce, kenaikan omset sudah lebih dari 40 persen dan perluasan pasar mencapai lebih dari 50 persen.

Bank Indonesia saat ini juga melakukan digitalisasi keuangan, dengan membantu umkm melalui penggunaan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK).

"Hal ini kami lakukan untuk mendukung akses pembiayaan umkm yang masih relatif terbatas, karena tidak memiliki dokumen pencatatan penjualan," katanya.

"Dengan penggunaan aplikasi ini, para pelaku UMKM dapat memudahkan dalam menyusun laporan keuangan dan bisa sebagai refrensi bank dalam menganalisis kelayakan pembinaan pembiayaan umkm," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: