Dikembangkan Secara Mandiri, 50 Jenis Hewan Eksotis Omah Satwa Blora

Dikembangkan Secara Mandiri, 50 Jenis Hewan Eksotis Omah Satwa Blora

Angga Cahyo Putro saat memperlihatkan beberapa koleksi satwa uniknya di 'Omah Satwa Blora'.-Istimewa-

Dari hobinya itu, usaha budidayanya pun mulai membuahkan hasil. Beberapa jenis hewan berhasil berkembang biak, hingga akhirnya menjadi cikal bakal usaha jual beli hewan eksotis.

Sekarang ini, dirinya tidak hanya menejalankan bisnisnya, tetapi juga membuat rumah satwa untuk wahana edukasi bagi warga, khususnya untuk anak-anak sekolah.

BACA JUGA:Tumbuhkan Ekonomi Kreatif, Warga di Blora Ini Diberi Stimulan Bibit Ikan untuk Dibudidayakan

BACA JUGA:Korban Angin Puting Beliung di Blora Terima Bantuan Paket Sembako dan Santunan

Beberapa sekolah TK dan PAUD di sekitar Blora kerap datang ke Omah Satwa Blora. Para siswa tersebut di perkenalkan berbagai satwa secara langsung.

Terkadang, siswa diajak datang langsung ke Omah Satwa untuk melihat dan belajar tentang satwa-satwa ini lebih dekat. “Ada yang datang ke sini dan mendatangi siswa untuk belajar terkait dunia satwa,” ungkapnya.

Selama ini memang pecinta hewan yang ada di Omah Satwa tersebut belum banyak ditemukan di Kabupaten Blora.

Sehingga bisa dibilang, Omah Satwa Blora menjadi satu-satunya tempat yang secara konsisten mengembangkan budidaya satwa unik.

BACA JUGA:DPRD Blora Rekomendasikan Review Perda RTRW, Sinergikan Kebijakan Tata Ruang dengan Arah Pembangunan

Angga berharap, edukasi yang ia lakukan bisa menumbuhkan minat terhadap satwa eksotis di kalangan masyarakat.

Lebih lanjut dia menyampaika, tidak semua hewan eksotis mudah dibudidayakan.

Salah satu contohnya adalah Krocodes King atau Kadal Buaya dari Papua, yang membutuhkan habitat dengan kelembapan tertentu untuk bisa bertahan hidup.

Namun, di antara koleksinya, Gecko dan Iguana termasuk yang paling mudah dikembangbiakkan, sementara peminat terbesar datang untuk Gecko dan Hamster.

Meski peminat dari luar kota seperti Pati, Rembang, Grobogan, dan Bojonegoro terbilang cukup tinggi, Angga mengakui bahwa minat dari warga lokal masih terbatas.

Dirinya mengaku bakal terus membudidayakan hewan tersebut karena sudah kadung cinta dengan satwa-satwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: