Owner Wastra Batik Semarang: Batik Corak Bunga yang Diklaim Malaysia karena Mayoritas Penduduknya Muslim

Owner Wastra Batik Semarang: Batik Corak Bunga yang Diklaim Malaysia karena Mayoritas Penduduknya Muslim

Owner Wasta Batik Semarang, Olif Kholifah menjelaskan Batik dari Indonesia memiliki banyak corak tidak hanya motif hewan, namun juga motif binatang dan ikon kota --Wahyu sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id- Beberapa hari lalu warga net dihebohkan dengan klaim batik asal Negeri tetangga Malaysia yang kembali mencuat karena salah satu Youtuber asal Amerika, IshowSpeed ​​saat singgah di Kuala Lumpur, Malaysia.

Pasalnya saat kunjungan tersebut, youtuber yang memiliki 31 juta subcriber ini diberi batik oleh penggemarnya dan menyebutkan kalau batik tersebut dari Malaysia. Pada kesempatan itu Speed ​​mencoba browsing untuk menelusuri asal usul bati dan menemukan batik asal Jawa-Indonesia.

Karena info yang didapat, Speed ​​bertanya supir yang membawa dan menjelaskan kalau batik Malaysia bermotif bunga dan batik Indonesia bermotif hewan. Hal tersebut tersebar dan menjadi perbincangan warga net Indonesia dan Malaysia.

Owner Wasta Batik Semarang, Olif Kholifah menjelaskan, motif batik Indonesia sangat banyak, tidak hanya fauna (hewan), tapi juga flora (tumbuhan), kearifan lokal dan ornamen khas di daerah tersebut. Sedangkan batik Malaysia bermotif bunga karena mayoritas penduduknya beragama Islam.

“karena penduduk Malaysia beragama Islam, sehingga banyak yang beranggapan tidak boleh menggunakan motif hewan jadi dibuatlah motif bunga”, katanya kepada wartawan diswayjateng.id, Selasa 1 Oktober 2024.

BACA JUGA: Peringati Hari Batik Nasional, 40 Orang Membatik Bersama Desainer

BACA JUGA: Motor Plat Merah Ditunggangi Warga Berkaos Lutfi-Taj Yasin Tanpa Helm di Salatiga

Indonesia sendiri memiliki banyak motif yang beragam di setiap daerah, pada daerah tertentu akan menuangkan ikon-ikon tersebut menjadi sebuah batik seperti flora, fauna, ikon kota semua dapat dijadikan ide sebuah batik.

Olif menambahkan, Indonesia mendapatkan pengakuan batik tersebut dari turun temurun nenek moyang kita, dan batik selalu dipakai dalam keseharian masyarakat Indonesia dari hari raya hingga orang meninggalpun menggunakan batik.

“batik ini diturunkan dari nenek moyang kita, ya meskipun dipelajaran sekolah ada, tapi dalam proses pembuatan dan menggunakan selalu turun temurun. Batik selalu dipakai setiap hari oleh masyarakat Indonesia. Hingga maaf, orang meninggalpun juga digunakan jarik batik untuk menutupnya”, tambah Olif.

Olif yang berprofesi sebagai desiner ini menghimbau dengan banyaknya klaim dari negara tetangga, hal tersebut tidak dijadikan ketakutan, makanya harus digencarkan untuk memberikan generasi muda untuk tidak putus asa mencitai batik.

"Tak kenal, maka tak sayang. Kalau anak muda mengenal batik maka mereka akan sayang pada batik dan terus melestarikannya", ungkap Oliv.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: