Cara Menghindari Jeratan Utang Pinjol

Cara Menghindari Jeratan Utang Pinjol

strategi jitu menghindari jeratan utang pinjol -Viva-

DISWAYJATENG.ID - Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan signifikan dalam industri keuangan, termasuk munculnya fenomena pinjol. Meski menawarkan kemudahan akses, pinjol juga membawa risiko tersendiri, terutama dengan maraknya pinjol ilegal yang dapat merugikan konsumen. Dengan begitu penting untuk memahami cara menghindari jeratan utang pinjol.

Menghindari jeratan utang pinjol sangat penting dilakukan karena sampai saat ini penggunaan pinjol semakin meningkat.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tingginya jumlah laporan terkait pinjol ilegal, mencapai 3.903 kasus dengan nilai transaksi Rp51,46 triliun dalam periode Januari hingga Mei 2023. Per Februari 2023, tercatat 85 pinjol ilegal dan 102 pinjol legal yang beroperasi di Indonesia.

Layanan fintech lending ini banyak diminati oleh kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan konvensional.

Namun, kemudahan yang ditawarkan dapat menjadi perangkap bagi konsumen yang kurang waspada, berpotensi menjerumuskan mereka ke dalam lingkaran utang yang sulit diputus. Disinilah perlunya kewaspadaan dan cara untuk menghindari jeratan utang pinjol.

Artikel di bawah ini akan membahas mengenai cara menghindari jeratan utang pinjol dan penjelasan mengenai risiko pinjol lainnya. Pahami sampai selesai!

BACA JUGA:Perbedaan KTA dan Pinjol, Pahami Sebelum Mengajukan

Tips menghindari jeratan utang pinjol :

1. Perencanaan Keuangan yang Matang

Mayoritas masalah keuangan berakar dari kurangnya perencanaan yang baik. Dengan menyusun rencana keuangan yang rinci, individu dapat mengalokasikan pendapatan mereka secara efektif, termasuk untuk pengeluaran rutin, dana darurat, tabungan, dan investasi.

2. Peningkatan Literasi Keuangan

Pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan keuangan sangat penting. Dengan literasi keuangan yang baik, seseorang dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta membuat keputusan finansial yang lebih bijak.

3. Penyusunan Skala Prioritas

Penting untuk mengelola priorotas keungan agar dapat menghindari jeratan utang pinjol. Mengatur pengeluaran berdasarkan skala prioritas adalah langkah krusial. Kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi harus didahulukan dibandingkan pengeluaran untuk hiburan atau barang mewah.

BACA JUGA:Begini Saran OJK Jika Mengalami Kesulitan Membayar Tagihan Pinjol, Apa Saja?

4. Pemilihan Produk Investasi dan Tabungan yang Tepat

Investasi sejak dini sangat dianjurkan untuk mencapai kebebasan finansial dan mengantisipasi ketidakpastian ekonomi di masa depan.

5. Menghindari FOMO (Fear of Missing Out)

Data OJK menunjukkan bahwa 60% pinjaman disalurkan kepada nasabah berusia 19-34 tahun. Fenomena FOMO, terutama di kalangan generasi muda, sering mendorong keputusan finansial yang tidak bijak. Penting untuk tidak terburu-buru mengambil pinjaman hanya untuk mengikuti tren atau gaya hidup tertentu.

6. Membatasi Window Shopping

Kegiatan window shopping, baik secara fisik maupun digital, dapat memicu perilaku konsumtif. Kemudahan berbelanja online dan metode pembayaran yang beragam, seperti paylater, dapat menjadi godaan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Jika Anda sudah memahami risiko nya, maka perlu melakukan hal tersebut untuk menghindari jeratan utang pinjol.

BACA JUGA:Penyebab Pengajuan Pinjol Selalu Ditolak dan Solusinya

7. Meminjam untuk Tujuan Produktif

Pinjaman sebaiknya digunakan untuk keperluan produktif, seperti modal usaha, bukan untuk konsumsi yang sifatnya sekunder atau tersier.

8. Menghindari Gali Lubang Tutup Lubang

Prioritaskan pembayaran utang yang ada saat menerima penghasilan. Hindari membayar satu utang dengan utang lainnya, karena hal ini hanya akan menciptakan siklus utang yang sulit diputus. Langkah ini sangat krusial untuk menghindari jeratan utang pinjol.

Penting untuk diingat bahwa meminjam uang bukanlah hal yang tabu, selama dilakukan dengan bijak dan untuk tujuan yang produktif. Namun, pengelolaan keuangan yang baik dapat mengurangi kebutuhan untuk meminjam, terutama dari sumber-sumber yang berisiko seperti pinjol ilegal.

Fenomena pinjol mencerminkan perubahan landscape keuangan di era digital. Meskipun menawarkan aksesibilitas yang lebih luas, terutama bagi mereka yang tidak terjangkau layanan perbankan tradisional, pinjol juga membawa tantangan tersendiri.

Dalam konteks yang lebih luas, regulasi yang ketat dan edukasi konsumen yang berkelanjutan diperlukan untuk menciptakan ekosistem fintech yang sehat dan aman.

Dengan menerapkan cara menghindari jeratan utang pinjol di atas dan meningkatkan pemahaman tentang risiko dan manfaat pinjol, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Tujuan akhirnya adalah menciptakan ketahanan finansial individu yang pada gilirannya akan berkontribusi pada stabilitas ekonomi yang lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/tips-mengatur-keuangan-agar-kamu-tidak-terjerat-pinjol-ilegal