Teater RSPD Tegal Menghipnotis Penonton

Teater RSPD Tegal Menghipnotis Penonton

AMANGKURAT AMANGKURAT - Teater RSPD Tegal mementaskan lakon Amangkurat Amangkurat di Teater Arena Taman Budaya Tegal.Foto:K Anam S/diswayjateng.disway.id--

DISWAYJATENG, TEGAL - Setelah terakhir kali pentas lima tahun lalu, Teater RSPD Tegal kembali menggebrak. Lewat lakon Amangkurat Amangkurat yang disutradarai Yono Daryono, penampilan Teater legendaris tersebut mampu menghipnotis penonton yang hadir di Teater Arena Taman Budaya Tegal, Sabtu sore dan malam.

Amangkurat Amangkurat merupakan naskah yang ditulis Goenawan Mohamad. Sang penulis menyebut naskah ini sebuah delirium seorang raja menjelang kematian, paparan apa yang terjadi tentang kekuasaan. Ini adalah karya pementasan ke-73 Teater RSPD sejak kali pertama tampil melakonkan Martoloyo Martopuro pada 1978 silam.  

BACA JUGA:Giliran Prupuk Utara Kabupaten Tegal Dirikan Destana secara Mandiri

Raja Amangkurat diperankan Botot Sukandar, Juru Taman Marjo Klengkam Sulam, Amangkurat Muda Abied Sabariang, Perempuan Tua Novie Sumardi, Adipati Rudi Iteng, Puger Ubaidillah, Sahoyi Ida Fitriyati, Pengawal Mohammad Ali, Tumenggung X Agus Purnomo, dan Pelayan Atika Sari.

Salah satu penonton, Handi Namire, mengaku cukup dibuat merinding dengan penampilan Teater RSPD. Handi terbawa suasana kala Perempuan Tua mengilas balik kisah tragis Sahoyi yang diperebutkan penguasa. Sebagai perempuan dan mempunyai anak gadis, ia mengaku bersimpati dengan apa yang dialami Roro Hoyi.

BACA JUGA:Penataan Pedagang Pasar Trayeman Kabupaten Tegal Kondusif

"Saya juga suka koreografinya. Semoga Teater RSPD bisa lebih sering pentas. Sehingga pecinta teater bisa disuguhi pentas dan kejutan-kejutannya," ucap perempuan novelis itu.

Sejarawan Wijanarto yang juga ikut menjadi saksi pementasan ini memandang di tangan Yono Daryono, naskah Goenawan Mohamad ini tetap menonjolkan suasana Jawa. Yono bersetia dengan aroma klasik. Seperti naskah Adipati Anom, Martoloyo Martopuro, sejarah Jawa tetap dalam elaborasi kreatifnya. 

BACA JUGA:Rumah Warga di Desa Tembok Luwung Kabupaten Tegal Terbakar, Damkar Langsung Gerak Cepat

Sebenarnya, terang Wijanarto, yang menjadi figur sentral naskah ini adalah sosok Juru Taman yang menjadi penghubung setiap adegan. Wijanarto mengapresiasi Bontot Sukandar yang sangat cool dan menghidupkan kebatinan penguasa Mataram yang dimakamkan di Tegalwangi, Kabupaten Tegal, ini.

"Bontot Sukandar juga menjiwai Amangkurat Sepuh sampai ajal menjemputnya," ungkap Wijanarto.

Usai pementasan, Yono menyampaikan, Teater RSPD selanjutnya tengah menyiapkan lakon berikutnya. Apa itu? "Insya Allah tahun depan berjudul Mangir atau Dua Matahari," sebut Yono. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: