Pemberian ASI Eksklusif melalui BKB

Pemberian ASI Eksklusif melalui BKB

PEMBINAAN - Pembinaan Bina Keluarga Balita sedang dilakukan di desa Wanarata.Foto:Siti Maftukhah/jateng.disway.id--

DISWAYJATENG, PEMALANG - Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), utamanya untuk keluarga yang mempunyai bayi yang masih disusui. Dilakukan di Desa Wanarata, Kecamatan Bantarbolang. BKB membahas tentang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan stunting. 

Bidan Desa Wanarata Dwi Rini Kurniasari mengatakan, ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi dari mulai lahir hingga usia 6 bulan. Tanpa asupan pengganti seperti minuman atau makanan lainnya.

"Jadi benar benar hanya ASI yang diberikan untuk bayi, sesuai usia yang dianjurkan," katanya.

BACA JUGA:Dewan Kesenian Pemalang Diskusi Kebudayaan Sampah

Beberapa manfaat pemberian ASI antara lain, mengoptimalkan perkembangan sang buah hati, memperkuat sistem kekebalan tubuh. Meminimalisir munculnya alergi, membantu mencapai berat badan ideal dan lain sebagainya. 

Di samping itu, asupan makanan untuk ibu menyusui juga penting untuk dijaga agar ASI-nya tetap ternutrisi dengan baik. Sehingga manfaat ASI eksklusif ini bisa didapatkan secara optimal.

BACA JUGA:Gasak Perabotan Rumah, N Dicokok Polisi di Kabupaten Pemalang

Penyuluh KB Kecamatan Bantarbolang Kukuh Raharso menjelaskan tentang stunting. Menurutnya, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia. Serta ancaman terhadap kemampuan daya saing dengan bangsa lain. Hal ini dikarenakan anak stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek kerdil) saja. Melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. 

BACA JUGA:Fraksi PKS DPRD Kabupaten Pemalang Soroti Pertanggungjawaban APBD 2023, Ada Apa?

Pencegahan stunting ini membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat. Untuk itulah di masyarakat dibentuk kelompok BKB. Ini merupakan kelompok yang diberdayakan oleh masyarakat dan di fasilitasi oleh pemerintah. Peran BKB ini memberikan edukasi kepada orang tua dalam perbaikan pola asuh, pola makan dan sanitasi terhadap anggota keluarga. 

"Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi status gizi balita. Termasuk pencegahan stunting dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: