Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Adakan Workshop Penguatan FKTP

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Adakan Workshop Penguatan FKTP

WORKSHOP - Kepala Dinkes Kabupaten Tegal dr Ruszaeni foto bersama dengan para peserta workshop FKTP.Foto:Yeri Noveli/jateng.diswat.id--

DISWAYJATENG, SLAWI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal menggelar Workshop Penguatan Kapasitas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Kegiatan ini dipusatkan di Hotel Sun Q ta, Guci, Kabupaten Tegal, pada Senin (6/5) hingga Rabu (8/5) lalu.

Sebanyak 60 peserta mengikuti kegiatan workshop tersebut. Mereka merupakan perwakilan dari Puskesmas, Klinik, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter

BACA JUGA:Dinas Perintransnaker Kabupaten Tegal Optimalkan Penerimaan Daerah lewat Retribusi

Kepala Dinkes Kabupaten Tegal dr Ruszaeni mengatakan akreditiasi puskesmas, rumah sakit maupun klinik merupakan salah satu upaya untuk mendorong peningkatan mutu dan kinerja pelayanan.

Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas serta kompetensi para petugas FKTP.

"Sehingga mampu memantau peningkatkan mutu FKTP yang berujung pada pelayanan yang bermutu, professional dan aman kepada masyarakat," kata Ruszaeni, saat menyampaikan sambutannya.

Sementara, dalam workshop itu, Dinkes menghadirkan 4 orang narasumber. Mereka berasal dari Kementerian Kesehatan. Dua narasumber diantaranya membidangi Puskesmas secara luring, 1 orang membidangi klinik secara daring dan 1 orang lagi membidangi Tempat Praktik Mandiri Dokter (TPMD) secara daring.

BACA JUGA:PMI Kota Tegal Adakan Halal bi Halal

Keempat narasumber itu yakni, drg. Irfan Arifin, Dewi Juliatin SKM MM, Indra Gunawan ST Msi dan Ira Irianti SKM MKM

Kali ini, Irfan Arifin memaparkan materi soal indikator nasional mutu (INM). Diharapkan, semua klinik di Kabupaten Tegal mengisi dan melaporkan capaian INM setiap bulannya.

"Diisi maksimal tanggal 15 pada aplikasi mutu fasyankes,” kata drg Irfan Arifin.

Sementara, Dewi Juliatin memaparkan ihwal manajemen risiko pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Dia mengungkapkan, bahwa pendekatan manajemen risiko harus memiliki evidence based dengan menggambarkan framework manajemen risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: