Petani di Lereng Gunung Slamet Mulai Petik Kopi Arabika

Petani di Lereng Gunung Slamet Mulai Petik Kopi Arabika

DIPETIK - Kopi yang sudah merah dipetik untuk diolah menjadi bubuk.Foto:Siti Maftukhah/jateng.disway.id--

DISWAYJATENG, PEMALANG - Kopi arabika khas lereng Gunung Slamet saat ini mulai dipetik petani setempat. Bahkan musim panen pada 2 sampai 3 bulan lagi, diperkirakan hasilnya cukup melimpah. Saat ini pemetikan dilakukan untuk biji kopi yang merah saja, namun belum semuanya bisa dipetik. 

Petani kopi di Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari Hikmah menuturkan, kopi jenis arabika sudah bisa dipetik yang merah atau warga biasa disebut dengan prenthilan. Dalam satu pohon hanya ada beberapa biji kopi yang sudah merah sehingga dipilih untuk dipetik. 

BACA JUGA:Target Pajak Daerah Naik Signifikan, PBB-BPHTB Jadi Andalan Kabupaten Brebes

"Belum musim panen raya, sehingga hanya biji pilihan yang bisa dipetik untuk diolah," katanya.

Perkiraan hasil panen pada tahun ini cukup melimpah, dengan melihat buah kopi lebih lebat dibandingkan tahun lalu. Hal itu dimungkinkan karena kemarau yang cukup lama, sehingga pertumbuhan kopi bisa maksimal. 

"Kopi arabika yang dipetik tidak begitu banyak, jadi hasil kopi bubuk juga sedikit. Namun kualitasnya bagus karena pilihan," tambahnya.

BACA JUGA:Kecelakaan Tembus 1.084 Kasus, 230 Korban Tewas di Kabupaten Brebes

Petani lainnya Basir menjelaskan, biji kopi arabika yang telah dipetik merah. Selanjutnya diolah menjadi kopi siap seduh atau hanya biji kopi mentah sesuai pesanan pelanggan. Biasanya untuk kafe atau kedai kopi, pesanan masih berupa biji dan diproses sendiri untuk hasilkan cita rasa khas. 

"Kopi selalu laris dipasaran, sehingga setiap panen habis terjual bahkan sudah dipesan pelanggan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: