Warga Miskin di Kabupaten Pemalang Tidak Tersentuh Program Pemerintah

Warga Miskin di Kabupaten Pemalang Tidak Tersentuh Program Pemerintah

BERSAMA - Sutaji warga Desa Bojongnangka foto bersama anggota keluarganya.Foto: Agus Pratikno/Jateng.disway.id--

DISWAYJATENG, PEMALANG – Sutaji, 64, warga RT 03 RW 10 Desa Bojongnangka, Kecamatan PEMALANG bertahun-tahun hidup dalam kemiskinan. Meskipun saat ini banyak program bantuan pemerintah, namun belum juga menyentuh kehidupannya. Sehingga membuat kehidupannya  terus menderita.

Sutaji hidup bersama keluarganya di rumah sederhana. Bekerja sebagai kuli bangunan dengan pendapatan pas-pasan belum mampu merubah kehidupannya terangkat dari kemiskinan. 

BACA JUGA:Bupati Pemalang: ASN Bukan Dilayani, Tapi Melayani Masyarakat

Rumah berdinding bambu dan lantai yang terbuat dari semen berdiri terhimpit rumah tetangga yang megah, memperlihatkan kehidupannya semakin menderita. 

Apalagi ketika musim hujan tiba, rumahnya sering kebanjiran, lantaran alas rumahnya yang terbuat dari semen  berada dibawah rata jalan, sehingga airnya masuk kerumahnya. Kehidupan dalam kemiskinan yang terus dirasakan oleh Suraji, 

menaruh harapan besar adanya perhatian dari pemerintah agar bisa mendapatkan program bantuan. 

BACA JUGA:Bangun Drainase Sai untuk Cegah Banjir di Desa Kecepit Kabupaten Pemalang

Seperti bantuan bedah rumah atau program bantuan rumah tidak layak huni. Maupun program bantuan sosial lainnya, untuk usaha, agar kehidupan keluarganya semakin membaik.

Suraji saat ini hidup bersama istri Sindiatun, 69, dan anaknya Lili Putriana, 31, janda beranak empat yang ditinggal pergi oleh suaminya. Sebagai tulang punggung untuk bisa menghidupi anggota keluarganya, semakin sulit dirasakannya. Karena pendapatan sebagai kuli bangunan sehari hanya mendapatkan Rp85.000, itupun jika ada pekerjaan.

BACA JUGA:Cara Kredit HP di BCA Tanpa DP, Syarat Mudah Bunga Ringan

"Jika ada pekerjaan saya punya pendapatan, tapi jika tidak terpaksa harus menganggur, sambil menunggu adanya pekerjaan yang mampu bisa dikerjakan,"kata Sutaji.

Sindiatun Istri Sutaji saat ini tidak bisa lagi bekerja sebagai buruh tani, untuk membantu  mencarikan pendapatan keluarganya. Sekarang membantu merawat empat cucunya dari anaknya Lili Putriana yang janda. 

Karena keempat cucunya masih kecil-kecil, sehingga harus ikut merawatnya. Sedangkan Lili Putriana ibu dari empat anak itu, setiap harinya bekerja buruh nyuci di rumah-rumah jika ada yang membutuhkan tenaganya. Pendapatan Rp50.000 per hari juga tidak cukup untuk menghidupi empat anaknya. 

BACA JUGA:5 Mobil Antik yang Populer di Seluruh Dunia dengan Desain Unik Pilihan James Bond

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: