Kasihan! Warga Bantaran Sungai di Belakang Trasa Kabupaten Tegal Butuh Relokasi

Kasihan! Warga Bantaran Sungai di Belakang Trasa Kabupaten Tegal Butuh Relokasi

BANTARAN - Pegiat Ekonomi dan Sosial Kemasyarakatan Slawi Hartono Sosrodjoyo bersama Kasi Kesos Kelurahan Kudaile Wiwik saat berbincang dengan warga.Foto:Yeri Noveli/jateng.disway.id--

BACA JUGA:Bupati Pemalang Mansur Hidayat Resmikan Pembangunan Gudang Tembakau

"Kalau tidak ada solusi, mereka akan tinggal dimana. Karena dipastikan rumah mereka tergusur," kata Hartono, warga Kelurahan Slawi Wetan ini.

Dia menyarankan, jika hendak direlokasi, sebaiknya pemerintah daerah membangun rumah susun (rusun) di belakang Trasa. Karena di tempat itu, ada lahan yang tidak berfungsi. Rusun dapat dibangun 3 lantai. Untuk lantai pertama, bisa digunakan untuk UMKM. Kemudian lantai 2 dan 3 untuk hunian warga tidak mampu.

"Nanti sistem sewanya bagaimana, pemerintah bisa mengaturnya. Prinsipnya, pemerintah harus bisa mencari solusi untuk warga yang tidak mampu," ujarnya.

BACA JUGA:Satpol PP Kabupaten Pemalang Sita Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal

Sementara, Kasi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Kelurahan Kudaile Wiwik mengaku rutin berkunjung ke kampung bantaran sungai tersebut. Menurutnya, perekonomian di kampung itu memang sangat memprihatinkan. Setiap hari mereka mencari uang hanya untuk makan. Ada yang menjadi pengamen, pemulung dan berdagang. Mayoritas anak-anak mereka putus sekolah. Sebagian juga ada yang tidak bisa membaca, menulis dan menghitung.

"Ekonominya sangat minus. Banyak yang tidak sekolah. Kondisinya sangat memprihatinkan," kata Wiwik, saat ditemui di lokasi.

BACA JUGA:Beli Tomat, Pelanggan Bisa Petik Sendiri di Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang

Kendati demikian, menurut Wiwik, warga kampung bantaran sungai sudah tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Praktis, mereka kerap mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik berupa BLT, BPNT, PKH, JKN KIS maupun bantuan lainnya.

"Mereka memang sering dapat bansos. Tapi mereka tidak memiliki rumah pribadi. Mereka hanya tinggal di bantaran sungai. Kondisinya memang sangat memprihatinkan," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: