Masuk Tahun Politik, Warga Panggung Kota Tegal Diingatkan Jaga Persatuan

Masuk Tahun Politik, Warga Panggung Kota Tegal Diingatkan Jaga Persatuan

Ketua FKUB Kota Tegal Akhmad Firdaus menyampaikan sosialisasi tentang moderisasi beragama saat tahun politik di Pendapa Kelurahan Panggung, Tegal Timur.--Harian Pagi Radar Tegal

DISWAY JATENG – Warga Kelurahan Panggung diingatkan pentingnya menjaga persatuan di tahun politik saat sosialisasi moderisasi beragama yang dilakukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tegal.

 

Saat ini, pengurus FKUB mulai bergerak untuk melakukan sosialisasi ke setiap kelurahan di Kota Tegal. Hal itu dilakukan untuk membangun kesadaran pentingnya menjaga kerukunan beragama dalam satu kesatuan NKRI ditengah suasana jelang Pemilihan Umum 2024.

 

Ketua FKUB Kota Tegal Akhmad Firdaus atau akrab dipanggil Gus Idhos mengungkapkan lebih memfokuskan pada pengendalian diri pengumbaran syahwat politik ditengah eskalasi politik semakin kencang.

 

“Terlebih menghadapi tahun politik, dimana akan digelar Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) sebagai agenda politik lima tahunan,” ujar Gus Idhos.

 

BACA JUGA:Mudik Lebaran 2023 Berjalan Aman dan Lancar, Ketua FKUB Apresiasi Polres Pemalang

 

Pergerakan sosialisasi para pengurus FKUB di bawah komando Akhmad Firdaus Muhtadi didampingi pengurus FKUB dari lintas agama lain (Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu) dari satu kelurahan ke kelurahan lainnya membawa pesan kerukunan beragama.

 

Termasuk,  pentingnya memelihara persatuan dan kesatuan dalam kerangka menjaga keutuhan NKRI tersebut, diawali dari hari Senin 2 Oktober 2023 di Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana.

 

“Ya, pengurus FKUB berpesan pada masyarakat agar Pemilu hendaknya tidak berpengaruh pada kerukunan antarwarga. Karena pemilihan dibalik TPS cuma dua menit, tetapi dampak dari beda pilihan bisa berakibat perpecahan antar saudara dan berujung pada disintegrasi bangsa,” terang Gus Idhos.

 

Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk menghindari potensi-potensi yang berakibat pada perpecahan sesama anak bangsa. Terutama dalam menyikapi spekulasi-spekulasi politik yang dapat mencuatkan isu-isu agama sebagai propaganda dengan tujuan destruktif.

 

“Masyarakat dimohon menghindari hal semacam itu. Jadikan perbedaan pilihan sebuah dinamika biasa yang terjadi, tapi tidak merusak kerukunan dan persatuan umat,” tambahnya.

 

BACA JUGA:Moderasi Beragama: Solusi Menjaga Kerukunan dan Perekat Umat Beragama

 

Disebutkan Gus Idhos, pihaknya meminta pada kepengurusan RT di setiap kelurahan untuk ditambahkan satu seksi, yakni Seksi Kerukunan Umat Beragama. Supaya urusan kerukunan agama tidak hanya menjadi tugas pada level pimpinan agama.

 

"Tetapi lebih menyeluruh ke lapisan paling bawah, sehingga akan tercipta sebuah harapan Kota Tegal menjadi Kota Moderasi Beragama,” terangnya.

 

Gus Idhos mencontohkan untuk bisa melihat dan mengambil pelajaran dari negara-negara yang menolak paham perbedaan dan keberagaman, kenyataannya sangat menyedihkan negara tersebut timbul perpecahan dan perang saudara yang tidak berkesudahan.

 

Afghanistan contohnya, meskipun penduduknya 100 persen muslim, karena tidak bisa menerima dan mengelola paham perbedaan dann keberagaman, memaksakan pengaruhnya, maka yang timbul perang saudara yang tidak berkesudahan. (mei)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: