Harga Kedelai Impor di Kudus Bikin Resah Dipicu Perang Dagang AS

Harga Kedelai Impor di Kudus Bikin Resah Dipicu Perang Dagang AS

Harga kedelai impor di Kudus terus mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. -arief pramono/diswayjateng.id-

KUDUS, diswayjateng.id- Perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat serta pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, kini mulai berimbas di Kabupaten Kudus. Kondisi ini membuat harga kedelai impor di Kota Kretek terus mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. 

Lonjakan harga komoditi kedelai ini, diduga dipicu oleh kebijakan Presiden Donald Trump. Saat ini, harga kedelai impor telah menyentuh angka Rp9.600 per kilogram.

“Angka ini naik dari harga normal yang sebelumnya berada di kisaran Rp9.000 per kilogram. Kenaikan harga ini bahkan sudah terjadi sejak sebelum Lebaran kemarin,” ujar Amar Maruf Manajer Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Kudus, Sabtu (12/4/2025).

Amar memprediksi jika tren kenaikan harga kedelai impor kemungkinan besar terus berlanjut. Mengingat kondisi ekonomi global yang belum stabil. 

Hingga saat ini, kata Amar, stok kedelai impor di gudang milik Primkopti Kudus pun sudah habis. Mereka tengah menunggu kedatangan pasokan kedelai baru.

“Stok lama (kedelai) sudah habis. Kami masih menunggu pengiriman stok baru yang kemungkinan datang hari ini. Namun, harga kedelai terbaru belum bisa dipastikan,” terang Amar.

Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak serius pada industri tahu dan tempe di Kudus. Meski demikian, dampaknya belum terlihat dalam beberapa hari terakhir karena sebagian besar perajin libur produksi selama Lebaran Ketupat.

“Kita belum tahu seperti apa dampaknya setelah hari ini. Apalagi jika mereka harus membeli kedelai dengan harga baru yang jauh lebih mahal,” tegas Maruf.

Meski harga naik, sebagian besar perajin tahu tempe tetap membeli kedelai impor karena produksi tidak bisa dihentikan. Untuk menyiasati lonjakan harga bahan baku, mereka biasanya mengecilkan ukuran produk tanpa menaikkan harga jual.

Namun, jika harga kedelai terus melonjak tanpa adanya solusi, banyak pengusaha tahu dan tempe dikhawatirkan akan terpaksa menghentikan usahanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: