9 Tradisi dan Budaya Unik Masyarakat Jawa Tengah yang Masih Lestari Hingga Kini

9 Tradisi dan Budaya Unik Masyarakat Jawa Tengah yang Masih Lestari Hingga Kini

Tradisi dan Budaya Jawa Tengah-foto IDN times jateng-

Tradisi Ruwatan adalahh salah satu bentuk ritual penyucian. Meruwat bisa berarti mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan batin dengan cara mengadakan pertunjukan atau ritual. Ruwat berasal dari istilah Ngaruati yang memiliki makna menjaga kesialan Dewa Batara.

2. Tradisi Nyadran

Tradisi Nyadran merupakan tradisi yang dilakukan dibulan Sya'ban atau menjelang bulan ramadhan. Tradisi yang diakukan masyarakat jawa tengah dan yogyakarta adalah untuk membersihkan makam orang tua dan leluhur, membuat dan membagikan makanan tradisional, dan berdo'a atau selametan di area makam. Kata Nyadran berasal dari kata "Sraddaa" yang mempunyai keyakinan. Dalam tradisi jawa bulan ramadhan disebut juga bulan ruwah, sehingga Nyadran disebut juga acara ruwah.

3. Tradisi Syawalan

Tradisi ini dilakukan setiap hari ketujuh (8 Syawal) sesudah Hari Raya Idul Fitri. Pada 8 Syawal masyarakat saling mengunjungi baik dari luar desa maupun kota. Tradisi ini berkembang dari masa ke masa hingga sekarang.

4. Tradisi Wetonan

Wetonan dalam bahasa Jawa yang berarti "keluar", namun wetonan ini yang dimaksud adalah berhubungan dengan kelahiran orang.

Tradisi wetonan adalah upacara yang dilakukan guna menyambut bayi yang baru lahir. Tradisi wetonan ini dilakukan supaya nantinya bayi tersebut akan terhindar dari bahaya serta bisa mendapatkan rezeki serta keberuntungan yang lebih.

5. Upacara Tingkeban

Upacara Tingkeban adalah upacara yang dilakukan usia kandungan baru berusia tujuh bulan. Upacara ini juga disebut dengan nama upacara mitoni.

6. Upacara Tedak Siten

Upacara tedak siten adalah tradisi yang dilakukan oleh orang tua saat anaknya sudah menginjak usia 7 bulan, biasanya dijumpai di daerah Jawa Timur.

Upacara ini dilakukan di pagi hari sesuai dengan tanggal dan hari kelahiran anak. Upacara ini dikenal dengan nama upacara turun tanah karena bertujuan untuk mengenalkan anak tanah yang ia pijak. Dan biasanya selalu dilengkapi dengan aneka kuliner yang disajikan seperti nasi kuning, jenang, boro-boro, dan lain sebagainya.

7. Mendak Kematian

Saat upacara mendak kematian, kerabat dan sahabat yang hadir akan berkumpul dirumah almarhum atau almarhumah untuk memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan kebahagiaan dialam setelah kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: