Kisah Korban Rohingya yang Menyusup ke Indonesia dan Tinggal di Desa Penusupan
Kepala Seksi Intelejen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Pemalang, Washono, saat berbincang-bincang dengan Lis dan suaminya yang merupakan imigran gelap dari Myanmar.-Yeri Noveli-jateng.disway.id
Selama bekerja di Malaysia, Lis mengaku jarang pulang ke Tegal. Namun pasca bertemu dengan jodohnya, Lis akhirnya pulang setelah 9 tahun bekerja menjadi TKW.
Lis memiliki dokumen keimigrasian lengkap. Sedangkan suaminya, hanya memiliki surat yang dikeluarkan oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebagai pengungsi di Malaysia. Suaminya tidak bisa keluar dari Malaysia kecuali memiliki dokumen keimigrasian.
Walau demikian, Lis nekat mengajak suaminya untuk pulang ke Tegal. Mereka akhirnya naik kapal laut dan menyusup ke Indonesia melalui Pelabuhan Medan.
BACA JUGA:15 Pinjol Legal yang Tidak Ada DC lapangan, Gak Perlu Khawatir Penyebaran Data Pribadi
"Setelah sampai di Medan, kami naik bus ke Tegal. Ketika sampai di Tegal, saya langsung lapor ke ketua RT dan pak Kades (tentang keberadaan suaminya)," ucapnya.
Sementara, suami Lis, Mohamad Salim Yusuf Ali saat diwawancara menggunakan bahasa Melayu mengakui jika dirinya tidak memiliki dokumen lengkap. Dia merupakan korban kekerasan dari pemerintahan Myanmar.
"Daripada saya dibunuh, saya akhirnya mengungsi ke Malaysia. Keluarga saya terpisah semua. Adik dan kakak tak tahu kemana. Ibu saya ditembak. Bapak saya tak tahu dimana sekarang," tutur Mohamad Salim yang mengaku beragama muslim.
BACA JUGA:4 Cara Hapus Data Pribadi Pinjol yang Ada DC lapangan, Cukup Gunakan HP dan Prosesnya Mudah!
Nasib Mohamad Salim memang menyedihkan. Dia sekarang diamankan di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Pemalang karena tidak memiliki dokumen resmi.
"Saya bingung mau kemana lagi. Saya tak mau pulang ke Myanmar. Saya mau ikut istri. Karena saya sudah tidak punya keluarga di Myanmar," ucapnya lembut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jateng.disway.id