Kisah Korban Rohingya yang Menyusup ke Indonesia dan Tinggal di Desa Penusupan
Kepala Seksi Intelejen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Pemalang, Washono, saat berbincang-bincang dengan Lis dan suaminya yang merupakan imigran gelap dari Myanmar.-Yeri Noveli-jateng.disway.id
SLAWI, DISWAY JATENG - Kisah pilu seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Myanmar etnis Rohingya yang masuk ke Indonesia dan tinggal di RT 06 RW 04 Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Nasibnya kini berada di ruang jeruji di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Pemalang karena tidak memiliki dokumen keimigrasian.
Mohamad Salim Yusuf Ali (31) yang merupakan warga Myanmar ini diketahui tinggal di Desa Penusupan bersama istrinya, Lis Khaeriyah (39).
BACA JUGA:5 Pinjol yang Tidak Ada DC Lapangan 2023, Sudah Resmi Terdaftar OJK dan Bunga Rendah!
"Kami masuk ke Tegal (Indonesia) sekitar tanggal 13 Juni 2023," kata Lis Khaeriyah, kemarin.
Lis mengaku menikah dengan Mohamad Salim Yusuf Ali di Malaysia pada 2018 lalu. Kala itu, Lis bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di negeri Jiran. Pasangan suami istri ini menikah hanya disaksikan oleh kyai atau nikah siri.
Menurut Lis, suaminya itu merupakan korban kekerasan di Rohingya. Bahkan, kedua orang tuanya juga sudah meninggal dunia akibat konflik di negara Myanmar.
BACA JUGA:Cara Menghindari DC Lapangan Shopee Paylater Agar Tidak Datang Kerumah, Cuma lakukan 3 Cara Ini!
"Suami saya sudah tidak punya keluarga lagi. Orang tuanya ditembak. Dan suami saya diusir dari negaranya. Lalu suami saya mengungsi ke Malaysia. Saya ketemunya di Malaysia," tutur Lis Khaeriyah yang merupakan warga pribumi Desa Penusupan Kecamatan Pangkah ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jateng.disway.id