Bulan BK
Catatan DIS'Way Jateng --
Sebagai lulusan kimia di Jepang, dan fasih berbahasa Jepang, Djatmiko ditempatkan di divisi baterai. Bertahun-tahun ia bekerja di Gobel. Sambil menjadi sekretaris Perhimpunan Pengusaha Indonesia-Jepang yang dipimpin Gobel sendiri.
Kenangan lain dengan Bung Karno adalah saat ia di Jepang. Ia termasuk yang ''menjaga'' Bung Karno di sana. Termasuk dalam hubungannya dengan Dewi. "Sayalah yang menyeleksi kalau ada wanita yang ke hotel Bung Karno," katanya.
"Selama Anda di sana berapa kali Bung Karno ke Jepang?" tanya saya.
"Empat kali," jawabnya.
Di akhir masa pemerintahan Presiden SBY, Djatmiko dipanggil Bappenas. Ia diminta menjelaskan soal adanya info bahwa Bung Karno memberi pinjaman pada Jepang lewat Kaisar Hirohito dan Perdana Menteri Jepang Eisaku Sato.
"Saya memang hadir di pertemuan itu. Tapi saat tanda tangan dokumen, dilakukan di dalam ruang khusus. Saya tidak ikut masuk," katanya.
Zaman itu pun ia juga sudah mendengar bahwa Indonesia memberikan pinjaman ke rakyat Jepang. Tapi ia tidak tahu detailnya.
Djatmiko termasuk orang pertama yang melayat ketika Bung Karno meninggal dunia. Namanya tidak tercatat di buku orang-orang yang melayat. "Saya datang justru ketika bukunya belum disiapkan," katanya.
Saya sendiri tidak sempat hadir di puncak acara besar Bulan Bung Karno di Stadion Utama Gelora Bung Tomo Sabtu lalu, tapi beruntung bertemu Sukarnois tua yang empunya cerita. Maka setelah jadi saksi di pernikahan itu saya pun lebih banyak ngobrol dengan Sukarnois asli yang tidak banyak lagi yang punya pengalaman seperti dirinya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: