Kekurangan Air, Petani Cabai Mulai Kelimpungan

Kekurangan Air, Petani Cabai Mulai Kelimpungan

Petani cabai menyiram tanaman agar bisa bertahan dan tetap panen di tengah kondisi kemarau yang tengah berlangsung.-Teguh Supriyanto-Radar Brebes

BREBES, DISWAYJATENG- Meski saat ini harga cabai merah di pasaran terbilang cukup tinggi, namun kondisi tersebut tidak dirasakan dampaknya bagi para petani.

Pasalnya, saat ini petani cabai tengah bergelut untuk mempertahankan kelangsungan tanaman mereka di tengah kondisi kemarau panjang yang masih berlangsung saat inil.

Seperti diungkapkan Komar, 44, petani Desa Cipetung, Kecamatan Paguyangan. Dia mengaku harus bekerja lebih keras agar tanamannya tetap produktif sejak kemarau berlangsung tiga bulan terakhir ini.

"Harus menyiram berulang-ulang, belum lagi tambah pupuk kandang. Tapi tetap saja, banyak yang mati," ungkapnya, Rabu (21/6).

Diakui Komar, sedianya para petani di wilayah Cipetung tidak merasakan dampak kesulitan air. Karena ketersediaan air untuk kebutuhan pertanian terbilang masih mencukupi.

"Tapi tetap saja banyak yang mati. Ini terjadi lebih karena suhu udara yang panas dampak dari kemarau panjang," katanya.

Kondisi tersebut, pada akhirnya berdampak pada minimnya hasil panen para petani sebab hanya sedikit tanaman yang bisa bertahan hingga usia panen datang.

"Sebagaimana hukum pasar, jika produksi rendah maka harga akan mengalami kenaikan. Hal ini yang sedang berlangsung sekarang," terangnya.

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh Hidayat, petani lainnya. Dikatakan, akibat kondisi cuaca yang tengah berlangsung maka dirinya harus mengeluarkan biaya ekstra untuk keberlangsungan budidaya tanamannya.

"Air tidak bisa lagi sampai ke ladang, sehingga harus dipikul. Belum lagi obat dan pupuk dan peralatan lain, untuk menjaga tanaman tetap bertahan dari suhu panas," tuturnya.

Dia berharap kondisi cuaca bisa kembali berpihak kepada para petani, dengan curah hujan yang normal. Sebab kalau terlalu tinggu juga berdampak pada maraknya serangan hama yang para akhirnya menurunkan produksi.

"Ini sudah menjadi resiko bagi para petani, menghadap kondisi cuaca kemarau maupun hujan memang perlu perhatian lebih," imbuhannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: