Jumlah ODGJ di Brebes Melonjak Jadi 3.235, Mayoritas Usia Muda Produktif

Jumlah ODGJ di Brebes Melonjak Jadi 3.235, Mayoritas Usia Muda Produktif

Jumlah ODGJ di Brebes Melonjak Jadi 3.235, Mayoritas Usia Muda Produktif--

BREBES, DISWAYJATENG - Jumlah kasus Orang Dengan Gangguan Kejiwaan (ODGJ) di Kabupaten Brebes melonjak tajam. Sepanjang Tahun 2023 tercatat 3.325 warga berstatus ODGJ berat.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Brebes Imam Budi Santoso mengungkapkan, data kasus ODGJ triwulan 1 2023 mengalami peningkatan signifikan. Yakni, dari total 3.235 pasien ODGJ sebanyak 1.613 pasien diantaranya sudah menjalani pengobatan.

"Berdasarkan hasil pemetaan 38 puskesmas, ODMK yang meningkat menjadi ODGJ masih  didominasi usia produktif dengan berbagai faktor penyebab," terangnya.

BACA JUGA:3.235 Warga di Brebes Berstatus ODGJ Berat, 40 Terpaksa Dipasung

Penyebab ODGJ, lanjut Imam, dipengaruhi faktor psikologi atau psycotic dan faktor psiko sosial. Artinya, potensi gangguan kejiwaan karena pengaruh lingkungan. 

Untuk menyelesaikan permasalahan ODGJ tersebut. Dinkes juga terus mengoptimalkan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat. Yakni, peningkatan cakupan yang dilaksanakan secara komprehensif dari hulu ke hilir.

Kasus ODGJ ini juga menjadi perhatian serius melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang terus digencarkan. Fokusnya, menjaring sekaligus mendeteksi Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK. 

BACA JUGA:Gedung Penanganan ODGJ Senilai Rp3 Miliar di Brebes Masih Muspro

Sementara itu, pemegang program kesehatan jiwa Agus Riyanto menambahkan, optimalisasi penanganan ODGJ di Kabupaten Brebes terus dilakukan. Fokusnya, digencarkannya edukasi dalam pengendalian kesehatan jiwa masyarakat. Diantaranya, peningkatan kapasitas pelayanan puskesmas sebagai fasyankes terdepan. 

Digencarkannya sosialisasi kesehatan jiwa masyarakat bagi kader. Optimalisasi edukasi dan pemahaman tentang kesehatan jiwa bagi anak sekolah. Selain itu, pembentukan kader kesehatan jiwa masyarakat, peningkatan surveilans jiwa bagi petugas. 

"Edukasi kesehatan jiwa bagi keluarga penderita. Terus dilakukan untuk memotivasi keluarga. Termasuk, upaya meminimalisir pemasungan," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: