Terungkap Sebagai Daerah Purba, Dataran Tinggi Bantarkawung Dahulu adalah Pesisir

Terungkap Sebagai Daerah Purba, Dataran Tinggi Bantarkawung Dahulu adalah Pesisir

Baperlitbangda Brebes bersama UGM Yogyakarta melakukan ekspedisi Geoheritage.--

BREBES, DISWAYJATENG.ID - Wilayah Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten dahulunya merupakan wilayah pesisir atau pantai. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penemuan cangkang kerang di daerah yang diyakini sebagai wilayah pesisir di Desa Bantarwaru Kecamatan Bantarkawung. Lokasi itu saat ini menjadi dataran tinggi atau pegunungan. 

Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Baperlitbangda) Brebes bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan identifikasi keragaman warisan bumi untuk menelusuri jejak purba. Hasil identifikasi dan kajian telah diusulkan kepada Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM di enam titik lokasi yang diyakini sebagai daerah purba. 

Keenam titik itu di antaranya Kawasan Hominid Kalibodas yang berada di Desa/Kecamatan Bumiayu; Kawasan Artefak dan Hutan Purba Kaligintung yang berada di Desa Galuh Timur Kecamatan Tonjong. 

Kemudian Kawasan Gajah Purba Kaliglagah yang berada di Desa Kutamendala Kecamatan Tonjong; Kawasan Sungai Purba Kalijurang yang berada di Desa Galuh Timur Kecamatan Tonjong; Kawasan Pesisir Purba Kedungbukur yang berada di Desa Bantarwaru Kecamatan Bantarkawung; dan Kawasan Karnivora Purba Kalipetujah yang berada di Desa Kalinusu Kecamatan Bumiayu.

"Di Kawasan Pesisir Purba Kedungbukur di Desa Bantarwaru Kecamatan Bantarkawung ini secara geologi sekitar 2 juta tahun yang lalu itu merupakan bekas pantai. Kemudian mengalami tsunami dan proses alam lainnya, berubah menjadi dataran tinggi," kata Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Baperlitbangda Brebes, Nurul Hidayat, Senin (12/12).

Nurul Hidayat mengungkapkan, Pemkab Brebes melalui Gubernur Jawa Tengah telah mengusulkan keenam kawasan tersebut menjadi Geoheritage hampir setahun lalu. Namun hingga kini berkas pengajuan tersebut belum ditandatangani oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Jika sudah ditandatangani, maka akan diajukan kepada Kementerian ESDM untuk kemudian dilalukan kajian oleh Badan Geologi. 

"Prosesnya kan kita mengajukan ke Dinas ESDM Provinsi. Kemudian ESDM Provinsi Jawa Tengah membuat konsep untuk diajukan ke Kementerian ESDM dengan ditandatangani dulu oleh Gunernur. Tapi sampai sekarang kami masih Menunggu tandatangan Gubernur," lanjut Nurul Hidayat. 

Pihaknya berharap, Gubernur bisa segara menandatangani permohonan yang diajukan Kabupaten Brebes untuk selanjutnya diusulkan kepada Kementrian ESDM. Sembari menunggu proses itu, Pemkab Brebes telah mengeluarkan Perbub 81 Tahun 2022 tentang Pelestarian Keragaman Geologi Situs Bumiayu.

Perbup tersebut menurut Nurul Hidayat sebagai payung hukum bagi desa atau pengelola untuk melestarikan kawasan yang tengah diusulkan ke Kementrian ESDM jika desa telah siap untuk mengelolanya menjadi obyek wisata sekaligus untuk pelestariannya.

Upaya pelestarianan yang dilakukan pihak desa atau pengelola bisa dengan cara membuat peringatan-peringatan atau pesan moral melalui banner atau alat bantu lain, agar masyarakat ikut serta membantu situs yang ada dari kepunahan. Saat ini dengan adanya Perbup nomor 81 tahun 2022, keenam kawasan tersebut sudah bisa dikelola dengan status Geo Diversity, sambil menunggu persetujuan dari Kementerian ESDM untuk ditingkatkan status menjadi Geoheritage.  

 

"Selama ini ilmu geologi dan arkeologi manusia purba kiblatnya ke Sangiran yang usianya 1,5 juta tahun. Tapi saat ini di situs Bumiayu usianya lebih tua dari Sangiran, yaitu 1,8 juta tahun dan bahkan 2 juta tahun," ungkap dia. 

 

Nurul Hidayat menuturkan, pengajuan situs Bumiayu-Tonjong (Buton) yang meliputi keenam kawasan situs keragaman geologi tersebut bertujuan sebagai tempat wisata dan edukasi. Nantinya Pemkab Brebes akan menjual warisan bumi tersebut sebagai komoditas pariwisata. Sembari menunggu persetujuan dari Kementerian ESDM, pihaknya di tahun anggaran 2023 juga berencana membuat grand design atau masterplan pengembangan geoharitage. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: