Kemenkes Stop Sirup Anak, Benarkah Paracetamol Picu Gagal Ginjal? Dokter Anak Beri Penjelasan Begini
Kemenkes Stop Sirup Anak, Benarkah Paracetamol Picu Gagal Ginjal? Dokter Anak Beri Penjelasan- ilustrasi obat sirup paracetamol-- foto: envato elements--
JAKARTA, (DiswayJateng.Id) - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan edaran kepada tenaga kesehatan dan apotek agar menyetop penggunaan dan peredaran obat sirup untuk anak. Seperti sirup Paracetamol.
Sirup pereda panas itu biasa digunakan oleh masyarakat untuk menurunkan panas dan demam nyeri pada anak.
Namun belakangan penggunaan sirup anak itu dikait-kaitkan dengan banyaknya kasus gagal ginjal yang marak menimpa anak-anak di Indonesia.
Narasi perihal penyetopan sementara obat sirup mengandung paracetamol yang dikaitkan dengan gangguan ginjal akut di Indonesia beredar belakangan ini pun masih menjadi tanda bagi masyarakat.
Menanggapi hal itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai bahwa obat sirup paracetamol belum tentu penyebab utama gagal ginjal akut di Indonesia.
Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso pun melakukan klarifikasi soal narasi tersebut.
"Dari 192 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, belum ada satu pun yang mengerucut pada satu konklusi tunggal," kata Piprim, dilansir dari Antara, Rabu (19/10).
Menurut Piprim, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menyetop penggunaan obat, melainkan memberi anjuran kepada masyarakat untuk lebih bijak mengonsumsi obat, termasuk kepada anak.
Gejala demam pada anak, kata Piprim, adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virus, sehingga bisa diupayakan dengan kompres hangat.
Piprim mengatakan paracetamol yang beredar bebas di pasar Indonesia saat ini belum tentu menjadi sebab gangguan ginjal akut di Indonesia. "Sebagai contoh, pagi tadi saya dihubungi salah satu ibu empat anak. Beliau bilang anaknya usia 7 bulan wafat," katanya.
Namun Piprim juga mengatakan IDAI dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih mendalami sejumlah teori yang berkaitan dengan gangguan ginjal akut di Indonesia.
Teori yang dimaksud di antaranya pengaruh Adenovirus pada penyintas covid-19, Leptospirosis, hingga campuran dietilen glikol dan etilen glikol pada bahan pelarut obat sirup mengandung paracetamol yang diduga sebagai pemicu kematian balita di Gambia, Afrika.
"Pelajaran kasus di Gambia, kandungan etilen glikol di pelarut obat batuk sirup banyak memicu kejadian gangguan ginjal akut. Saat itu distop, kasusnya menurun," katanya.
Atas laporan itu, IDAI sebagai organisasi yang mewadahi dokter spesialis anak di Indonesia memiliki tanggung jawab profesi untuk memberikan perlindungan maksimal kepada anak dari segala risiko penyakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: genpi/antara