Bukan Gugat

Bukan Gugat

--

Saya jadi ikut bertanya: bagaimana sejarah lahirnya Tridharma Perguruan Tinggi itu. Dan apakah konsep itu masih relevan untuk perkembangan zaman sekarang.

 

Ilmuwan lain juga saya hubungi. Namanya: Biiznillah. Saya diminta menulis pengantar untuk buku barunya: Sengketa Tuhan dan Kebenaran.

 

"Aspek hukum dan hak asasi tidak menjamin kebebasan berpikir di kita," katanya. "Kita banyak kehilangan kesempatan untuk melahirkan orang seperti Tan Malaka," tambahnya.

 

Menurut Biiznillah, banyak pemikiran yang dianggap tabu dan dilarang. Misalnya soal teori evolusi.

 

Pemikiran Biiznillah, Anda sudah tahu, sering dianggap menggugat doktrin apa saja. Ia pemikir muda Islam yang lagi naik daun. Lahir sampai SMA di Liwa, kota kecil sekali di pedalaman Lampung. Sudah dekat dengan perbatasan Bengkulu.

 

Waktu lahir namanya lain: Isnin Soleh. Ia lahir di hari Senin. Lalu sakit-sakitan. Nama itu diganti. Sang ibu suka membaca Quran. Saat menemukan kata biiznillah (artinya: dengan izin Allah) hati sang Ibu bergetar. Maka kata itu yang diputuskan untuk mengganti nama Isnin Soleh. Namanya menjadi hanya satu kata: Biiznillah.

 

Orang tua saya suku Minang yang merantau ke Liwa," katanya. Setamat SMA, Biiznillah kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati, Bengkulu. Tapi sejak di SMA ia sudah tergila-gila dengan buku filsafat. Betapa anehnya, siswa SMA di sebuah pedalaman Lampung mencintai bacaan filsafat.

 

Orang tua saya suku Minang yang merantau ke Liwa," katanya. Setamat SMA, Biiznillah kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati, Bengkulu. Tapi sejak di SMA ia sudah tergila-gila dengan buku filsafat. Betapa anehnya, siswa SMA di sebuah pedalaman Lampung mencintai bacaan filsafat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id

Berita Terkait