Talud Sungai Plumbon Kembali Jebol, BBWS: Harus Diperlebar hingga 30 Meter, Terkendala Pembebasan Lahan
BBWS Pemali Juana menilai pelebaran sungai menjadi langkah utama, namun pembebasan lahan warga masih menjadi kendala besar.-wayu sulistiyawan-Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, Diswayjateng.com — Talud Sungai Plumbon di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, kembali jebol pada Rabu, 10 Desember 2025 petang. Peristiwa serupa hampir selalu terjadi setiap memasuki musim hujan.
Tahun ini, tiga titik talud di RT 06 RW 04 kembali ambrol setelah debit air meningkat tajam dan aliran dari hulu tak mampu ditampung.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menyebut kondisi Sungai Plumbon sudah tidak lagi sesuai dengan kebutuhan kapasitas air saat ini. Segmen sungai yang menyempit dan tingginya sedimentasi diduga menjadi faktor utama meluapnya air hingga merusak talud.
Kepala BBWS Pemali Juana, Sudarto, menegaskan bahwa solusi permanen untuk mengatasi banjir dan kerusakan talud adalah pelebaran sungai.
“Saat ini penanganan darurat kami dahulukan sambil menunggu pelaksanaan desain penanganan lebih lengkap,” ujarnya, Kamis, 11 Desember 2025.
BACA JUGA:Talut Sungai Plumbon Jebol, Ratusan Rumah di Mangunharjo Semarang Terendam Banjir
Menurut Sudarto, Sungai Plumbon membutuhkan rehabilitasi total, bukan sekadar normalisasi. Kondisi sungai dinilai sudah tidak mampu menampung debit air besar terutama dari limpasan kawasan hulu. Karena itu, pelebaran menjadi langkah yang tak bisa ditunda.
Namun proses tersebut menghadapi tantangan berat, terutama pada tahap pembebasan lahan permukiman warga. “Pembebasan lahan berada di kewenangan Pemkot Semarang, sedangkan kami mengerjakan konstruksinya. Informasinya ada sekitar 300 rumah terdampak, tetapi baru sekitar 75 yang menerima skema ganti untung,” jelasnya.
Ia menyebut BBWS Pemali Juana masih menyusun desain teknis final. Berdasarkan perhitungan awal, lebar ideal Sungai Plumbon perlu mencapai sekitar 30 meter agar mampu menampung aliran air secara aman.
“Angka itu masih perkiraan. Detailnya akan dihitung melalui desain teknis, termasuk memperhitungkan daerah tangkapan air dari hulu,” tambahnya.
Sudarto berharap pembebasan lahan dapat dituntaskan dalam satu hingga dua tahun ke depan agar pekerjaan fisik bisa segera dimulai. Sambil menunggu proyek besar tersebut berjalan, BBWS memasang geobag dan sandbag sebagai penguatan darurat untuk mencegah talud kembali jebol.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
