Tegal Tea Fiesta Tahun 2025, Ruang Edukasi dan Upaya Pelestarian Budaya Minum Teh
NGETEH — Sekda Kota Tegal Agus Dwi Sulistyantono dan Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro minum teh dalam acara pembukaan Tegal Tea Fiesta Tahun 2025.Foto: Istimewa --
Erwindho menjelaskan, berdasarkan penelusuran berbagai sumber, kebiasaan minum teh diduga berasal dari Tiongkok dan berkembang ke Jepang dan Eropa. Untuk kali pertama teh masuk Indonesia pada 1684 berupa biji teh yang dibawa Andrea Cleyer asal Jerman yang ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta.
Kemudian, pada 1694 seorang pendeta bernama F Valentijn melaporkan adanya perdu teh muda berasal dari Tiongkok tumbuh di Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta.
BACA JUGA:Bisa Dicoba, Khasiat Minum Teh Dicampur Madu secara Rutin untuk Kesehatan Tubuh
BACA JUGA:Bahaya loh ternyata! Jika Meminum Teh Terus Menerus Setiap Hari
Barulah pada 1826 tanaman teh berhasil ditanam di Kebun Raya Bogor, dan 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Bagi orang Tegal, menurut Erwindho, teh bukan sekadar bahan baku untuk membuat minuman, tapi memiliki manfaat lain yaitu sebagai cindera mata.
Ini menunjukkan bahwa teh sudah menjadi budaya yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, khususnya di Kota Tegal dan sekitarnya.
Masyarakat Tegal layak berbangga, karena hampir semua merk teh yang terkenal di seluruh Indonesia diproduksi di Tegal. “Pada akhirnya, festival ini akan menjadi pengingat bahwa kita punya kekayaan budaya yang harus terus dilestarikan dan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Bagi kita, maraknya kedai kopi yang menjamur di Kota Tegal, akhir-akhir ini, bukanlah ancaman, tapi justru semakin mengingatkan betapa teh menjadi yang utama,” papar Erwindho.
Tentu, lanjut Erwindho, tanpa dukungan masyarakat dan partisipasi aktif dari Pemerintah Kota Tegal, mustahil kegiatan seperti ini dapat digelar. Dampak langsung dari acara ini adalah berdenyutnya pergerakan transaksi oleh kalangan UMKM selama acara.
“Tegal Tea Fiesta adalah alternatif event yang mempunyai peran melestarikan budaya, mengangkat potensi kepariwisataan, dan ekonomi daerah,” imbuh Erwindho.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
