Petani Jepara Dikenalkan Teknologi Padi Biosalin Tahan Air Laut dan Payau

Petani Jepara Dikenalkan Teknologi Padi Biosalin Tahan Air Laut dan Payau

Tim BRIN meninjau lahan Biosalin di Desa Suwawal Jepara. --

JEPARA, diswayjateng.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pengecekan lokasi di lahan pertanian padi biosalin di Kabupaten JEPARA. Kunjungan tim untuk memberdayakan petani dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mereka terkait penerapan teknologi baru. 

Pengecekan lokasi lahan pertanian padi salin oleh BRIN dilakukan di Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, Rabu (10/12/2025). Tinjau lapangan ini sebagai bagian dari persiapan kegiatan Farm Field Day (FFD) di Jepara. 

Kunjungan tim BRIN juga didampingi Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Jepara, Ferry Yudha Adhi Dharma Raharjo, bersama perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. 

Penerapan teknologi padi biosalin ini sebagai upaya Pemkab Jepara meningkatan kapasitas petani melalui penerapan inovasi teknologi pertanian yang adaptif terhadap perubahan lingkungan. 

Agenda pengecekan lapangan oleh BRIN dilakukan untuk memastikan kesiapan lokasi menjelang pelaksanaan FFD yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Desember 2025. 

Perwakilan BRIN, Dr. Tri Martini Patri menjelaskan, kegiatan lapangan ini merupakan tahap lanjutan dalam mematangkan persiapan teknis dan substansi acara FFD mendatang.

"Lokasi pertanian biosalin di Desa Suwawal memiliki potensi yang cukup besar, dengan luasan mencapai sekitar 100 hektare," terang Martini. 

Lahan yang didampingi oleh Pertamina Gas Negara seluas kurang lebih 10 hektare, kata Martini, difokuskan untuk pengenalan varietas padi Biosalin 1 dan Biosalin 2, yang memiliki keunggulan toleran terhadap air laut maupun air payau.

Menurut Martini, kawasan tersebut dipilih karena kerap terdampak banjir rob, terutama pada area yang berdekatan langsung dengan garis pantai. 

"Kondisi ini menjadikan lokasi tersebut relevan sebagai percontohan pemanfaatan varietas padi yang adaptif terhadap salinitas," terang Martini. 
Tinjau lapangan sebagai bagian dari persiapan kegiatan Farm Field Day di Jepara. --

Kualitas Padi Biosalin

Martini mengakui bahwa tantangan pengendalian air masih menjadi perhatian, salah satunya terkait keberadaan dan fungsi pintu air yang belum sepenuhnya optimal.

Tri Martini menegaskan, optimalisasi lahan salin di wilayah pesisir seperti Jepara merupakan solusi strategis tanpa harus membuka kawasan hutan baru. Pendekatan ini dinilai lebih ramah lingkungan, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

Sejalan dengan itu, Ferry Yudha Adhi Dharma Raharjo berharap kegiatan FFD berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi pertanian Jepara. 

Ia optimistis dengan dukungan BRIN serta sinergi bersama Pertamina Gas Negara, produktivitas pertanian di kawasan pesisir dapat terus ditingkatkan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait