Perubahan struktur pendidikan yang membuat dua sekolah digabung menjadi satu pada 2013 tidak diiringi pembaruan fisik bangunan secara menyeluruh.
Hal itu membuat beberapa ruang, termasuk yang kini ambruk, menjadi ruang paling rentan karena struktur lama yang tidak dibangun untuk menahan beban masa kini.
Menurut Esti, pihak komite sekolah sudah mengajukan proposal rehabilitasi bangunan tersebut, namun balasan dari pihak terkait menyebut bahwa anggaran baru memungkinkan pada tahun 2026.
Musibah runtuhnya ruang SDN Proyonanggan 3 menjadi peringatan bahwa bangunan tua yang masih aktif digunakan membutuhkan penanganan cepat.