Ruang SDN Proyonanggan 3 Ambruk Akibat Hujan Deras, Satu Warga Batang Terluka

Kamis 04-12-2025,15:17 WIB
Reporter : Bakti Buwono
Editor : Laela Nurchayati

BATANG, Diswayjateng.com – Salah satu ruangan di SDN Proyonanggan 3 Kelurahan Proyonanggan Selatan, ambruk akibat hujan deras sejak pagi di Kabupaten Batang pada Kamis 4 Desember 2025.

Peristiwa sekitar pukul 10.30 WIB itu terjadi hanya beberapa menit setelah para siswa dipulangkan lebih awal karena cuaca ekstrem yang tak kunjung mereda.

Kepala SDN Proyonanggan 3, Esti Yuni Partiwi, menyebut ruang yang ambruk tersebut adalah bekas kelas dari sekolah lama yang kini difungsikan sebagai gudang.

Ia menegaskan bahwa kondisi bangunan yang sudah tua menjadi salah satu faktor runtuhnya ruangan yang berdiri sejak era Sekolah Rakyat tahun 1950–1960-an itu.

“Anak-anak kami pulangkan sekitar jam sepuluh karena hujan deras tak berhenti,” ujar Esti di lokasi kejadian.

“Beberapa menit setelah suasana sekolah sepi, terdengar suara gemuruh keras, dan kami langsung lari karena debunya sudah mengepul,” lanjutnya menggambarkan detik-detik ruangan ambruk.

Ruang yang runtuh tersebut awalnya merupakan ruang kelas ketika wilayah itu masih memiliki dua sekolah, sebelum pada 2013 dilakukan merger menjadi SDN Proyonanggan 3.

Esti menjelaskan bahwa ia sudah mengajukan proposal pemanfaatan ruangan tersebut untuk dijadikan musala, tetapi prosesnya masih menunggu persetujuan dinas.

Nahasnya, reruntuhan bangunan tidak hanya merusak sekolah, tetapi juga menjatuhi dua rumah warga yang berada tepat berdampingan dengan dinding sekolah.

“Di rumah Pak Yudi, yang dapurnya persis mepet dengan tembok sekolah, beliau sedang memasak saat reruntuhan jatuh,” ungkap Esti.

“Beliau terkena serpihan bangunan di kepala dan kakinya, berdarah, dan langsung kami bawa ke puskesmas sebelum dirujuk lagi untuk rontgen karena kakinya bengkak,” jelasnya.

Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa kerusakan bangunan sekolah bukan hanya berdampak pada keamanan siswa, tetapi juga keselamatan warga sekitar.

Pihak kelurahan, linmas, dan BPBD disebut sudah datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan awal atas keruntuhan bangunan tersebut.

Esti menambahkan bahwa bangunan sekolah ini sudah lama berdiri dan sebagian konstruksinya memang tidak lagi layak, mengingat sejarah panjangnya sejak era Sekolah Rakyat.

“Alumni yang datang tadi bilang bangunan ini sudah ada sejak tahun lima puluhan,” tuturnya sambil menunjukkan puing-puing tua yang berserakan.

Kategori :