SLAWI, diswayjateng.id – Upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Tegal patut mendapat apresiasi tinggi. Dalam tiga tahun terakhir, prevalensi stunting berhasil ditekan dari 28 % pada tahun 2021 menjadi 15,9 % di tahun 2024. Artinya, ada penurunan signifikan sebesar 12,1 %, sebuah capaian luar biasa yang menunjukkan hasil nyata kerja keras berbagai pihak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, dr. Ruszaeni, mengatakan capaian ini tak lepas dari kolaborasi seluruh unsur, mulai dari tenaga kesehatan, kader posyandu, pemerintah desa, hingga masyarakat. “Target nasional tahun ini sebesar 14 %, dan kita sudah sangat dekat. Artinya pencapaian Kabupaten Tegal sudah baik, bahkan mendekati sukses,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).
Menurut dr. Ruszaeni, kunci keberhasilan penurunan angka stunting terletak pada kesadaran masyarakat untuk rutin memantau pertumbuhan anak di posyandu.
“Kami imbau ibu hamil dan ibu yang memiliki balita untuk datang ke posyandu secara rutin. Anak perlu ditimbang dan diukur tinggi badannya. Kalau beratnya tidak naik atau justru turun, kader posyandu akan melakukan intervensi agar tidak sampai underweight, apalagi wasting,” ujarnya.
BACA JUGA:CKG dari Dinkes Kabupaten Tegal Sudah Sasar 400 Ribu Warga
BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Gencar Sosialisasi HIV/AIDS, Warga Antusias Ikuti CKG di Alun-alun Slawi
Dia menegaskan pentingnya memahami perbedaan antara tiga kondisi malnutrisi yang kerap disalahartikan.
“Stunting adalah tinggi badan kurang untuk usia, underweight adalah berat badan kurang untuk usia, sedangkan wasting adalah berat badan kurang untuk tinggi badan. Kondisi wasting ini yang paling darurat untuk ditangani,” kata dr. Ruszaeni menjelaskan.
Dinas Kesehatan bersama Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) terus memperkuat intervensi sensitif, yakni pencegahan sejak masa remaja dan kehamilan.
Langkah ini dinilai lebih efektif dibanding intervensi spesifik terhadap balita yang sudah stunting, yang kontribusinya hanya sekitar 10 persen terhadap penurunan angka prevalensi.
BACA JUGA:Dinkes Kabupaten Tegal Tegal Apresiasi Aksi PSN di Jatinegara
BACA JUGA:Gebyar TOSS-TBC di Alun-Alun Slawi, Dinkes Kabupaten Tegal Kampanye Menuju Eliminasi Tuberkulosis 2030
“Ke depan, fokus kita bukan hanya menurunkan angka, tapi memutus rantai stunting sejak dini, dengan memastikan remaja putri sehat, ibu hamil tercukupi gizinya, dan bayi mendapatkan asupan optimal,” ujarnya.
Meski target nasional RPJMN 2025–2029 menargetkan prevalensi stunting nasional turun menjadi 14,4 %, dan RPJMD Kabupaten Tegal sebesar 15 % di tahun 2029, Pemkab Tegal optimistis dapat mencapainya lebih cepat.
“Capaian ini menunjukkan bahwa kerja keras seluruh pihak di Kabupaten Tegal tidak sia-sia. Namun kita tidak boleh puas dulu, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” pungkas dr. Ruszaeni.
Dengan tren penurunan yang konsisten dan sinergi lintas sektor yang semakin solid, Kabupaten Tegal kini menjadi salah satu daerah dengan progres terbaik dalam percepatan penurunan stunting di Jawa Tengah. (adv)