Cerita PAUD di Kabupaten Kudus : Menggerakan Anak Menguatkan Masa Depan

Cerita PAUD di Kabupaten Kudus : Menggerakan Anak Menguatkan Masa Depan

Program PAUD Cerdas Bergerak 2025 diikuti anak anak dan orang tua dari 15 satuan PAUD di Kudus. --

KUDUS, diswayajateng.id - Di tengah tren rendahnya aktivitas fisik anak di Indonesia, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cerdas Bergerak kembali hadir di Kabupaten Kudus

Agenda kedua kalinya ini digelar di GOR Djarum Arena, Kaliputu Kudus, Jumat (5/12/2025) hingga Minggu (7/12/2025). Kegiatan ini mengajak ribuan anak dan orang tua dari 15 satuan PAUD berkolaborasi membangun budaya gerak aktif sejak usia dini.

Berbagai laporan nasional menunjukkan, bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia yang berusia di atas 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik. Kondisi ini diperkuat oleh survei Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) di Kudus. 

Dalam survei lembaga non profit tersebut menemukan bahwa 55% remaja usia 15 tahun hanya berolahraga sekali seminggu atau bahkan tidak sama sekali—angka tertinggi dibandingakan dengan 14 kota global lainnya yang disurvei.  

“Selain belajar bersama guru di sekolah, stimulasi fisik motorik juga salah satu wujud nyata cinta dan perhatian kita untuk anak-anak," ujar Bunda PAUD Kabupaten Kudus, Endhah Endhayani Sam'ani Intakoris saat berada di GOR Djarum Arena, Kaliputu Kudus. 

Endhah mengatakan, peran kedua orang tua harus menjadi lini terdepan dalam membantu tumbuh kembang anak. Tentunya agar di masa yang akan datang anak-anak bisa menjadi generasi yang unggul, tangguh, mandiri, dan membawa kebiasaan baik ini hingga dewasa nanti.  
Kepala Kemenag Kudus Shony Wardana, Gustiana Mega Anggita dan Endhah Samani Intakoris dan Felicia Hanitio Fitriani foto bersama. --

Stimulasi Fisik Motorik PAUD

Berangkat dari urgensi rendahnya aktivitas fisik anak, Bakti Pendidikan Djarum Foundation meluncurkan program Penguatan Stimulasi Fisik Motorik Anak Usia Dini pada 2024.

Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Felicia Hanitio menjelaskan, program tersebut untuk menumbuhkan budaya gerak melalui pelatihan, pendampingan, integrasi aktivitas fisik dalam rutinitas sekolah serta kelas parenting. 

Berdasarkan hasil penelitian, kata Felicia, anak yang aktif mengembangkan keterampilan fisik dan motoriknya memiliki fondasi kuat untuk belajar dan tumbuh optimal. 

"Kami ingin memastikan intervensi sejak usia dini dilakukan secara lebih terstruktur dan berkelanjutan. Hal ini mendukung visi kita membentuk anak yang cerdas secara intelektual, emosional serta fisik hingga nanti mereka mampu bersaing di masa yang akan datang,” tukas Felicia Hanitio. 

Menurut Felicia, intervensi dilakukan pertama kali di tahun 2024, dengan melibatkan 45 guru dan 659 peserta didik dari lima PAUD. 

Sementara di tahun 2025, program serupa diperluas dengan melibatkan 100 guru dan 1.200 peserta didik. Mereka berasal dari 10 PAUD yang mulai didampingi sejak akhir Juni hingga awal Desember 2025. 

Dari perjalanan dua tahun ini, imbuh Felicia, hasil signifikan pun makin terlihat. Diantaranya kapasitas guru meningkat, partisipasi harian anak dalam aktivitas fisik bertambah, durasi bergerak naik dari rata-rata 1-2 jam menjadi minimal 3-4 jam per minggu. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait