Jembatan Pendek di Kebandingan Tegal Nyaris Ambruk, Warga Desak Perbaikan

Jembatan Pendek di Kebandingan Tegal Nyaris Ambruk, Warga Desak Perbaikan

RESES - Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PKS, Nurul Fajrin, menggelar reses masa persidangan I tahun 2025–2026 di Dapil IV, baru-baru ini.--

SLAWI, diswayjateng.com – Jembatan pendek di Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, nyaris ambruk. Jembatan sungai yang menjadi akses penghubung antar-desa itu dalam kondisi mengkhawatirkan karena struktur yang sudah rapuh dan permukaan yang terlalu rendah.

Jembatan yang menghubungkan Desa Kebandingan dengan Desa Margamulya ini menjadi jalur penting menuju pusat pemerintahan di Kecamatan Kedungbanteng. Jalur Kebandingan–Kedungbanteng juga menjadi rute alternatif dari Pangkah menuju wilayah Suradadi dan Warureja.

Kondisi memprihatinkan itu mencuat saat anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PKS, Nurul Fajrin, menggelar reses masa persidangan I tahun 2025–2026 di Dapil IV baru-baru ini. . reses Dapil IV ini meliputi Kecamatan Kedungbanteng, Tarub, dan Pangkah. reses tersebut dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pendidikan, serta para konstituen.

Dalam pertemuan itu, warga menyampaikan keresahan mereka. Pasalnya, jembatan yang sangat pendek itu selalu terendam saat curah hujan tinggi. Arus sungai yang deras membuat jembatan bergetar sehingga warga takut melintas.

“Kalau hujan deras, air langsung menutup permukaan jembatan. Motor saja tidak berani lewat, apalagi mobil. Kami hanya berani melintas kalau cuaca benar-benar cerah,” ujar Udin, salah satu warga Desa Kebandingan, dalam reses tersebut.

Dia mengaku khawatir jika suatu saat jembatan tersebut benar-benar ambruk karena setiap kali sungai meluap, alas jembatan tidak terlihat sama sekali. Padahal jembatan ini menjadi akses vital untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, pertanian, dan kesehatan bagi masyarakat Kebandingan, Margamulya, dan desa di sekitarnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Nurul Fajrin membenarkan bahwa kondisi jembatan memang sudah sangat memprihatinkan. “Permukaan jembatan terlalu pendek sehingga kerap terendam saat air sungai meluap. Ini sangat berbahaya karena jembatan itu setiap hari dilewati warga,” jelasnya.

Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi ini kepada dinas terkait agar segera dilakukan peninggian jembatan dan perbaikan struktur secara menyeluruh. “Ini harus diprioritaskan. Kami minta agar anggaran dari APBD bisa dialokasikan, supaya jembatan ini tidak lagi menjadi ancaman bagi warga yang melintas,” tegas Fajrin.

Warga berharap perbaikan dapat dilakukan sebelum musim hujan semakin intens, agar aktivitas mereka tidak terhambat dan risiko kecelakaan bisa diminimalisir. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: