SLAWI, diswayjateng.id – Di tengah derasnya arus modernisasi pendidikan, ajaran adab dan etika antara guru dan murid kembali digaungkan. Suasana khidmat menyelimuti Pendapa Amangkurat Slawi. Saat Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tegal menggelar Ngaji Bandongan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025.
Kegiatan itu menghadirkan ratusan peserta dari kalangan santri, guru madrasah, hingga tokoh agama. Mereka bersama-sama mengaji kitab klasik karya pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari, Adabul Alim wal Muta’allim, yang mengulas tuntas adab antara guru dan murid dalam menuntut ilmu.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tegal Muhammad Aqsho menegaskan, kitab tersebut sangat relevan dijadikan pedoman dunia pendidikan saat ini. “Kitab ini bukan sekadar tentang ilmu, tapi juga adab, moral, dan akhlakul karimah. Inilah fondasi membangun manusia berkarakter,” ujarnya tegas.
Menurut Aqsho, proses belajar-mengajar tidak cukup hanya mengandalkan logika dan kecerdasan intelektual. “Etika dan penghormatan harus menjadi pilar utama. Guru wajib menjaga keselamatan dan kesejahteraan murid, sementara murid wajib hormat, sopan, dan patuh kepada gurunya,” tambahnya.
BACA JUGA:Pemkab Grobogan akan Perkuat Pendidikan Karakter Melalui Program Mengaji di Sekolah
BACA JUGA:Tahun 2024, 10.600 Guru Ngaji di Wonosobo Terima Insentif 1,2 Juta
Sementara itu, KH Subhan Mubarok, Katib Syuriah PCNU Kabupaten Tegal yang membacakan kitab tersebut, menjelaskan bahwa Adabul Alim wal Muta’allim banyak dipengaruhi pemikiran etika Imam Al-Ghazali, dengan dasar hadis yang kuat.
“Kitab ini menekankan pentingnya akhlak mulia bagi siapa pun yang menuntut atau mengajarkan ilmu. Dalam konteks pendidikan modern, ini panduan moral yang sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Ia menilai, pesan dalam kitab itu sangat cocok diterapkan tidak hanya di pesantren, tapi juga di sekolah-sekolah umum. “Karakter dan akhlak itu akar dari kecerdasan sejati. Sekolah modern butuh sentuhan nilai ini agar tak kehilangan arah,” ucapnya.
Apresiasi juga datang dari Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman yang hadir membuka acara. Ia mengaku bangga karena kegiatan Ngaji Bandongan serentak di seluruh Jawa Tengah mampu menjadi ruang refleksi bagi insan pendidikan.
BACA JUGA:Calon Bupati Blora Arief Rohman Bakal Naikkan Insentif Guru Ngaji dan Sekolah Minggu
BACA JUGA:Ikang Fawzi Merayakan Ulang Tahun Marissa Haque Kemarin yang ke-62 dengan Mengaji di Makam
"Terima kasih kepada Kemenag. Ini langkah mulia untuk merawat adab, menjaga Jawa Tengah, dan tentu Kabupaten Tegal yang kita cintai,” ucapnya.
Bupati menambahkan, santri masa kini dituntut bukan hanya mampu membaca kitab, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan modern tanpa meninggalkan nilai kesopanan dan tata krama. “Santri yang hebat bukan hanya cerdas, tapi juga beradab,” tandasnya.
Dengan gema Ngaji Bandongan ini, semangat pendidikan berbasis adab dan akhlak kembali disemai. Sebuah pengingat bahwa kemajuan ilmu tanpa etika hanyalah kesombongan intelektual, dan bahwa di bumi santri Tegal, ilmu tetap harus berpijak pada adab.