TEGAL, diswayjateng.id - Menyikapi situasi yang berkembang di Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia.
Termasuk Kota Tegal beberapa hari ini, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tegal dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Tegal menyatakan sikap organisasinya.
Dua organisasi masyarakat Islam ini kompak menyerukan pentingnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Sekretaris PCNU Kota Tegal Budi Fitriyanto mengatakan, PCNU Kota Tegal telah memberikan instruksi kepada MWCNU, PRNU, Badan Otonom, Lembaga, dan seluruh warga NU di Kota Tegal melalui surat resmi. Pertama, menginstruksikan MWCNU, PRNU, Badan Otonom, Lembaga, dan seluruh warga NU.
BACA JUGA:Akselerasi Pembangunan Daerah, Pemprov Jateng Gandeng 18 Lembaga PWNU
BACA JUGA:Fatayat NU Ranting Slerok Kota Tegal Santuni Anak Yatim
Mendukung penuh kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga stabilitas, persatuan, dan kesatuan bangsa dan negara.
Kedua, mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat di wilayah Kota Tegal.
Untuk menjaga kondusivitas. “Ketiga, melaksanakan konsolidasi organisasi dengan MWCNU, Ranting, Badan Otonom, dan Lembaga agar tetap teguh dalam disiplin organisasi serta tidak mudah terprovokasi,” kata Budi kepada Radar Tegal.
Instruksi keempat yang dilayangkan PCNU Kota Tegal yaitu agar seluruh jajaran pengurus, kader, dan warga NU untuk menghindari segala bentuk tindakan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.
BACA JUGA:Din Syamsuddin Serukan Muhammadiyah NU di Pekalongan Jalin Kerjasama
BACA JUGA:Bupati Witiarso Lega, Muhammadiyah dan NU Kompak Kawal Jepara Mulus
“Kelima, kami juga menginstruksikan untuk melaksanakan istighatsah dan doa bersama sebagai ikhtiar spiritual demi keselamatan bangsa dan ketentraman masyarakat,” ucap Budi menegaskan.
Sekretaris PDM Kota Tegal Ghusni Darojatun menyampaikan, sebagaimana pernyataan resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, semua pihak hendaknya menahan diri dan menghentikan semua bentuk tindak kekerasan yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Kedua, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara sebagai fondasi dan modal membangun Indonesia sebagai negara maju, berdaulat, bermartabat, adil, makmur, dan sejahtera.
“Mari kita bersama-sama mencari solusi atas problem bangsa dengan dialog dan musyawarah disertai sikap keseksamaan yang tinggi,” ujar Ghusni.
Ketiga, agar elit politik, pejabat negara, anggota legislatif, dan pengambil kebijakan lebih sensitif terhadap aspirasi masyarakat dengan perilaku yang santun, kesederhanaan, dan kepedulian yang tinggi kepada masyarakat. Keempat, para elit politik diminta lebih mawas diri, melakukan introspeksi, dan tidak melukai hati rakyat.
Publik membutuhkan keteladanan para pemimpinnya, terutama para wakil rakyat yang telah diberikan mandat dengan tulus.
Kelima, mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, utamanya peserta aksi unjuk rasa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan dalam menyampaikan pendapat dan tuntutan.
Keenam, semua harus menahan diri dan bersikap bijak, jangan terprovokasi isu-isu yang bersifat destruktif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, khususnya yang berasal dari media sosial yang tidak jelas sumbernya.
“Masyarakat hendaknya arif dan cerdas dalam menyikapi informasi dengan melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang berwenang atau kepada para tokoh panutan yang dapat memandu dan memberikan informasi yang mencerahkan,” ungkap Ghusni.