Fadli Zon: Kekayaan Budaya Indonesia Adalah Mega Diversity Dunia

Jumat 09-05-2025,15:35 WIB
Reporter : Umar Dani
Editor : Wawan Setiawan

SEMARANG , diswayjateng.id – Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, M.Sc., menegaskan bahwa kekayaan budaya Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. 

Hal itu disampaikan dalam pembukaan Pameran Nasional Kain Tradisional Nusantara 2025 yang digelar di Museum Ronggowarsito, Semarang, Jumat 9 Mei 2025

Pameran tahun ini mengusung tema “Rupa-Rupa Warna Wastra Nusantara”, yang menampilkan berbagai corak kain tradisional dari seluruh penjuru Indonesia.

BACA JUGA:Pameran Hardiknas Jepara Berakhir, Peluang Dongkrak Mutu Pendidikan di Bumi Kartini

“Saya sudah keliling ke lebih dari 100 negara, mengunjungi berbagai museum dan melihat ekspresi budaya dari banyak bangsa. Tapi tidak ada kekayaan budaya yang lebih hebat dari kekayaan budaya Indonesia,” ujar Fadli Zon di depan podium

Fadli menyebut bahwa keragaman budaya Indonesia, termasuk dalam bentuk kain tradisional atau Wastra, merupakan bagian dari "Mega Diversity" yang tidak hanya mencakup keragaman hayati tetapi juga budaya.

“Dalam Wastra, keberagaman itu luar biasa. Kainnya beragam, musiknya beragam, tradisi, tari-tarian, dan seni pertunjukannya pun luar biasa banyak. Ini semua kita himpun sebagai intangible cultural heritage atau warisan budaya tak benda Indonesia,” jelasnya.

BACA JUGA:Plesiran di Bumi Kartini Jepara, Menbud Fadli Zon Inginkan Museum Naik Kelas

Saat ini, Indonesia telah mencatatkan 2.213 warisan budaya tak benda secara nasional. 

Namun menurut Fadli, potensinya diperkirakan mencapai hampir 50.000 elemen budaya.

“Tahun ini kita harapkan bisa menambah 500 lagi ke daftar nasional. Sementara di tingkat dunia, kita sudah memiliki 16 elemen yang diinskripsi UNESCO, seperti wayang, batik, gamelan, jamu, reog Ponorogo, hingga noken,” tambahnya.

BACA JUGA:ASN Wajib Kenakan Kain Sarung Goyor 

Wastra seperti batik, noken, dan kebaya, kata Fadli, baru mewakili sebagian kecil dari kekayaan budaya Indonesia. 

Ia menyoroti bahwa batik sendiri memiliki banyak ragam dan ciri khas dari setiap daerah, dan kini sudah menjadi simbol pakaian formal nasional.

“Ekosistem batik saat ini sudah sangat baik. Tapi masih banyak potensi lain yang perlu kita angkat,” ujarnya.

Kategori :