Setelah disaring dan dibasuh, material tersebut kemudian dicampur air raksa untuk mengikat emas, lalu dilebur hingga tersisa logam mulia murni.
“Kami biasa beli limbah, terus diolah sampai jadi emas murni. Tapi sekarang limbah juga mahal karena ikut terdampak harga emas dunia,” ungkap Danu.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Penipuan Emas Muncul di Pemalang, Korban Rugi Besar, Pegadaian Angkat Tangan
BACA JUGA:6 Tips Investasi Emas yang Mudah untuk Pemula, Bisa Untung 10 Ribu Per Gramnya
Selain faktor turunnya permintaan, Danu berujar para perajin sebenarnya sudah memproduksi besar-besaran sejak Ramadan lalu untuk memenuhi permintaan menjelang Lebaran.
Maka kini banyak dari mereka kehabisan stok dan memilih berhenti sementara.
“Waktu sebelum Lebaran, harga emas masih di kisaran Rp 1,5 juta per gram. Jadi kami kejar produksi saat itu. Sedangkan sekarang, naik hingga Rp 1,9 juta. Dan sekarang justru sepi produksi,” tukasnya.