Walau demikian, Suhartono tetap mewanti-wanti kepada jajarannya agar selalu intropeksi atau mawas diri terhadap kelemahan dan kekurangannya masing-masing.
"Artinya, bukan kami ingin mendominasi, tapi kita adalah satu tujuan sesuai dengan amanat para pendiri kita (Bhakti Praja), bagaimana kita bisa berperan untuk mencerdaskan anak bangsa, khususnya di Kabupaten Tegal dan sekitarnya," ujarnya.
Suhartono juga mengajak jajarannya agar dapat meluluskan anak didiknya yang seimbang antara kompetensi dan karakter. Harus tetap mengacu pada 3 pilar pendidikan. Yaitu, bagaimana sekolah bisa menjalin kemitraan dengan dunia usaha, dunia industri maupun perorangan. Sekolah juga harus bisa menjadi pendidikan yang berkeadilan.
"Jangan sampai terkesan pendidikan di Bhakti Praja ini mahal. Tapi kita juga harus setarakan antara biaya dengan pendidikan yang diperoleh siswa. Ini yang kita tegakan, harus setara atau seimbang," tandasnya.
Sementara, Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman yang hadir diwakilkan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Satiyo mengakui bahwa prestasi sekolah Bhati Praja memang sangat moncer dan gemilang.
Dia berpesan, prestasi yang kerap diraih Bhakti Praja harus tetap dipertahankan. Bhakti Praja harus tetap eksis di Kabupaten Tegal dan Jawa Tengah.
"Saya akui, sekolah Bhakti Praja memang banyak diminati. Contohnya di Margasari, kalau sekolahnya di Bhakti Praja, pasti kesannya keren. Mereka sangat bangga. Saya yakin, di tempat lain pun begitu. Semoga Bhakti Praja tetap terbaik di Jawa Tengah," kata Satiyo yang berasal dari Kecamatan Margasari.