Obligasi: Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan, risiko lebih rendah daripada saham.
Emas: Investasi yang nilainya cenderung stabil dan dapat menjadi lindung nilai terhadap inflasi.
Properti: Investasi jangka panjang yang nilainya cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Pelajari karakteristik masing-masing instrumen investasi agar Anda dapat membuat keputusan yang tepat.
4. Mulai dengan Dana yang Kecil
Jangan terburu-buru: Mulailah dengan dana yang kecil dan tingkatkan secara bertahap seiring dengan bertambahnya pengalaman Anda.
Diversifikasi: Jangan menaruh semua uang Anda dalam satu instrumen investasi. Diversifikasi dapat mengurangi risiko kerugian.
5. Gunakan Platform Investasi yang Terpercaya
Pilih platform yang terdaftar dan diawasi oleh OJK: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang mengawasi sektor jasa keuangan di Indonesia.
Bandingkan biaya dan fitur: Setiap platform memiliki biaya dan fitur yang berbeda. Bandingkan beberapa platform sebelum memilih.
6. Belajar dari Pengalaman
Jangan takut gagal: Investasi melibatkan risiko, dan Anda mungkin mengalami kerugian. Jadikan setiap pengalaman sebagai pelajaran.
Terus belajar: Dunia investasi selalu berubah. Teruslah belajar dan mengikuti perkembangan pasar.
7. Konsultasi dengan Ahli Keuangan
Dapatkan saran profesional: Jika Anda merasa kesulitan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan.
Rencanakan keuangan Anda: Ahli keuangan dapat membantu Anda membuat rencana keuangan yang sesuai dengan tujuan Anda.
Tips Tambahan
Investasi secara rutin: Investasi secara rutin, misalnya setiap bulan, dapat membantu Anda memanfaatkan dollar-cost averaging.
Pantau investasi Anda: Pantau kinerja investasi Anda secara berkala dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Jangan tergiur keuntungan instan: Investasi adalah proses jangka panjang. Jangan tergiur oleh tawaran keuntungan instan yang tidak realistis.
BACA JUGA:Cara Menghasilkan Uang dari Meta, Ditransfer Rp135 Ribu Setiap Hari