Terkendala Museum Penyimpanan, Temuan Benda Purbakala di Jepara Kerap Hilang

Rabu 18-12-2024,08:21 WIB
Reporter : Arief Pramono
Editor : Laela Nurchayati

JEPARA, diswayjateng.id - Banyaknya temuan benda purbakala di lereng Pegunungan Muria, merupakan tantangan besar bagi Pemkab Jepara untuk tetap menjaga penemuan ‘harta karun’ itu agar tidak hilang.

Namun, Pemkab setempat mengakui saat ini masih terkendala penyediaan tempat. Yakni untuk menampung temuan benda purbakala bersejarah yang ditemukan di sekitar Candi Bubrah dan Candi Angin tersebut.

“Kita memang belum bisa membuat sebuah tempat khusus untuk menampung benda-benda purbakala tersebut,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara, Moh. Eko Uddyono.

Pengakuan itu diungkapkan Eko, saat merilis hasil penemuan benda-benda purbakala atau benda yang diduga sebagai obyek cagar budaya (ODCB) kemarin.

BACA JUGA:Sebelas Kecamatan Dikepung Bencana, Wilayah Jepara Dinyatakan Siaga Darurat

BACA JUGA:Bencana Tanah Longsor Mengintai Warga Semanding Jepara

Menurut Eko, temuan-temuan benda cagar budaya biasanya hanya disimpan di balai desa atau di rumah juru kunci. Karena itu, banyak terjadi temuan-temuan yang hilang.

Karena itu, Eko berharap masyarakat Jepara dapat merawat dan mempertahankan temuan benda purbakala ini.

“Kita pertahankan benda-benda ini agar tetap lestari untuk anak cucu kita”, pinta Eko saat ditemui di Museum RA. Kartini Jepara.

Untuk diketahui, Disparbud Jepara melalui Museum RA. Kartini merilis hasil penemuan benda-benda purbakala atau benda yang diduga sebagai obyek ODCB.

BACA JUGA:Pantai Gua Manik Jepara Dipenuhi Sampah, Aparat Gabungan Turun Tangan Sapu Bersih

BACA JUGA:Kehadiran Ninja Ditunggu Nelayan, Berikan Solusi Akses BBM di Jepara

Puluhan benda-benda purbakala yang diekspose kali ini, paling banyak ditemukan dari lereng Pegunungan Muria. Lokasi temuan tersebut berada di Desa Tempur dan Desa Kaligarang, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

Benda-benda tersebut berupa gerabah atau tembikar, uang kepeng, miniatur bangunan hingga terakota fugurin. Benda-benda purbakala ini teridentifikasi sebagai benda periode abad ke XIII-XVI pada masa akhir Kerajaan Majapahit.

Temuan Benda Purbakala Warisan Majapahit

Dari keterangan Wiwing Wimbo, salah satu narasumber dari Balai Pelestarian Kebudayaan mengatakan, temuan  benda periode abad ke XIII-XVI pada masa akhir Kerajaan Majapahit ini, didasari pada teori pelarian orang-orang Majapahit usai kerajaan tersebut runtuh pada abad XIII.

“Pada saat itu, banyak sekali orang Majapahit yang menyingkir ke daerah pesisir seperti di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Jepara”, ujar Wiwing.

BACA JUGA:Plesiran di Bumi Kartini Jepara, Menbud Fadli Zon Inginkan Museum Naik Kelas

BACA JUGA:Program Museum Masuk Sekolah di Jepara Dikemas Agenda Piknik di Tempat Bersejarah

Menurut Wiwing, gerabah atau tembikar merupakan salah satu seni dekoratif dan paling tersebar luas. Kerajinan ini terbuat dari tanah liat. Seperti halnya gerabah yang ditemukan di Desa Tempur dan Desa Kaligarang.

Sedangkan untuk jenis gerabah yang ditemukan, kata Wiwing, bentuknya seperti wadah yang digunakan untuk sehari-hari oleh masyarakat.  Temuan gerabah ini berlokasi di Desa Tempur.

“Ada juga beberapa jenis gerabah yang digunakan sesuai dengan peruntukannya. Selain wadah untuk aktifitas sehari-hari, ada juga wadah yang digunakan untuk kegatan religius”, terang Wiwing.

Wiwing menambahkan, wadah yang digunakan untuk kegiatan religius ini, dijadikan sebagai tempat untuk upacara pemujaan atau acara agama.

BACA JUGA:Promosikan JIFBW 2025 di Luar Negeri, Kemenlu RI Pastikan Kesiapan Venue Pameran di Stadion GBK Jepara

BACA JUGA: Safari Subuh Polres Rangkul Nelayan Dinginkan Tensi Politik Pilkada Jepara

Dalam acara yang dihadiri masyarakat pegiat sejarah Jepara ini, terungkap masih banyak temuan benda purbakala yang belum tergarap serius oleh Disparbud setempat. Salah satunya benda-benda purbakala yang berada di Masjid Mantingan, yakni bekas bongkaran masjid lama.

 

Kategori :