SRAGEN, diswayjateng.id - Makanan tradisional di pedesaan Sragen cukup ekstrem. Salah satunya di wilayah Dukuh Bulakrejo, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang. Pada awal musim penghujan ini, banyak warga setempat berburu entung jati untuk diolah menjadi kuliner.
Masuk musim hujan, banyak warga di sekitar hutan jati di Sumberlawang yang berburu entung dari pohon jati. Kebiasaan itu sudah turun temurun dilakukan. Lantaran entung jati bisa diolah menjadi kuliner atau lauk pauk.
Wantini, 50, Warga Dukuh Bulakrejo, Desa Ngargosari Kecamatan Sumberlawang menyampaikan beberapa hari ini mencari entung jati bersama warga lainnya. Dia menyampaikan entung jati memang sengaja buat dikonsumsi keluarganya.
Kalaupun dijual dalam keadaan mentah. Lantaran ada juga yang cari entung jati buat dimasak sendiri. ”Musim seperti ini banyak yang cari, kalau ada yang mau beli baru dijual per gelas Rp 15.00. Kadang orang lewat mampir buat beli,” tandasnya.
Biasanya warga berangkat cari entung jati sejak pukul 08.00 sampai siang. Lantas awal musim hujan seperti ini baru banyak yang cari. “Entung jati bisa dimakan buat lauk, Kadang digoreng biasa tapi juga bisa dibuat rica-rica,” ujarnya.
Memasak rica entung jati juga simpel, bumbu yang dibutuhkan seperti pada umumnya. Yakni Cabai, Bawang merah, bawang putih,garam merica, daun jeruk dan sebagainya. Sedangkan kalau digoreng cukup menggunakan penyedap rasa.
Memasak bahan entung jati seperti pada umumnya yakni masak air sampai mendidik, Selain itu cuci bersih entung jati, Kemudian entung jati masukkan ke air mendidih. Lantas ditunggu secukupnya, setelah itu tiriskan.
Sedangkan bumbu, masukkan ke dalam minyak goreng yang panas. Lalu masukkan bumbu di wajan dengan minyak panas. Masukkan entung yang sudah ditiriskan, aduk dan campur dengan kecap manis hingga matang. Lantas siap masakan dihidangkan dengan nasi panas.
Salah satu penikmat Entung Jati, Mulato menyampaikan rasa olahan dari enthung jati enak, pedas, gurih dan banyak protein. ”Ada sensasi kletus-kletus saat digigit,” tuturnya.
Namun dia mengingatkan untuk tetap waspada pada kuliner ekstrim ini. Selain butuh nyali untuk menikmati makanan ini, juga perlu mempertimbangkan kondisi tubuh. Lantaran jika tidak terbiasa, bisa alergi. ”Selain entung Jati, ada Entung Johar yang bisa masak,” ujarnya.