DEMAK, jateng.disway.id - Pemerintah Desa Bonangrejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, mengadakan pelatihan pengolahan pupuk organik yang diikuti para petani setempat.
Kegiatan yang dihadiri sebanyak 60 peserta yang terdiri dari petani dan kelompok tani ini bertujuan untuk mendorong penggunaan pupuk organik sebagai alternatif pupuk kimia, berlangsung di Aula Balai Desa Bonangrejo, Rabu 30 Oktober 2024.
Kepala Desa Bonangrejo, HM Asnawi, dalam berbagai penyampaian pentingnya pelatihan ini untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.
“Pupuk kimia memang memberikan hasil yang cepat, namun dalam jangka panjang dapat mengurangi kesuburan tanah. Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik menjadi solusi yang lebih baik untuk menjaga kualitas tanah,” ujarnya.
BACA JUGA: Harga Anjlok, Petani Biarkan Kubis Busuk di Lahan Pertanian
BACA JUGA: Harga Sayur Anjlok, Dispertanikap Kabupaten Semarang Genjot Sosialisasi Pertanian Organik
Senada, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Bonang, Muhamad Hanif, menekankan bahwa kelangkaan pupuk kimia yang sering terjadi saat ini memaksa petani mencari alternatif lain.
“Pupuk organik tidak hanya mengembalikan kesuburan tanah, tetapi juga bisa mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang bisa merusak lingkungan jika digunakan secara berlebihan,” jelas Hanif.
Salah satu Narasumber pelatihan, ketua kelompok tani di Desa Bonangrejo, Ali Maksum, menyatakan dukungannya terhadap penggunaan pupuk organik. Menurutnya, pupuk organik lebih ramah lingkungan dan dapat meningkatkan kualitas tanah dalam jangka panjang.
“Sudah saatnya kita beralih ke pertanian organik yang lebih sehat dan berkelanjutan,” kata Ali.
BACA JUGA: Dorong Produktivitas Petani, Wamentan Berikan Alat Pertanian dan Bibit
BACA JUGA: Dorong Modernisasi Alat Pertanian di Kabupaten Tegal
Dalam pelatihan tersebut, peserta juga diajarkan cara membuat pupuk cair organik dari bahan-bahan sederhana seperti: kiong, madu, tape, bako, beras, nanas, kacang, molase, susu, air kelapa.
Proses pembuatan pupuk ini melibatkan fermentasi, yang kemudian disimpan selama beberapa hari hingga menghasilkan pupuk cair yang siap digunakan.
“Pupuk ini bisa digunakan dengan mencampurnya dengan air dan menyiramkan atau dengan menyemprotkan pada tanaman,” ucapnya.