PEKALONGAN, disway.jateng.id - Penasaran dengan kuliner legendaris Pekalongan? Coba saja mampir ke Es Cendol Alpukat Pak Slamet.
Berdiri sejak 1960, lapak kuliner legendaris Pekalongan itu berada di Jalan Merdeka, tepatnya di sisi utara Monumen Juang, Kota Pekalongan.
"Iya sudah ada sejak 1960-an, Pak Thoyib, yang buka. Lalu 1984 ayah saya, Pak Slamet. Terus sejak tahun kemarin 2023, gantian saya yang teruskan," kata Abror (29) yang jadi generasi ketiga, Sabtu 28 September 2024.
Dulu kuliner legendaris Pekalongan itu dijajakan berkeliling kampung hingga akhirnya menetap di lokasi saat ini.
Layaknya es cendol pada umumnya, bahan yang dipakainya adalah tepung beras dan hunkwe dengan campuran santan, daun pandan serta gula merah.
Bahan yang berbeda kuliner legendaris Pekalongan itu dengan es Cendol lainnya yaitu, menggunakan santan dari kelapa muda.
“Kata bapak saya hal itu bikin lebih enak dan legit, lalu gula merah pilihan dan pandan,” tuturnya.
Bungsu tiga bersaudara itu berjualan bersama ibunya Khuljuroh (59), setiap hari kecuali Jumat mulai pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Dirinya tidak selalu menjual sampai sakit jika sedang laris. Tapi kadang juga libur dadakan ketika disewa untuk hajatan.
Setiap hari, dia menyiapkan 300 gelas es cendol dawet. Saat ramai, 15 kilogram alpukat bisa habis dalam sehari karena kegemaran pembeli.
Ada enam jenis es cendol yaitu es cendol original dengan harga Rp 7000 per satu gelas, es cendol campur tapai ketan Rp 8000, es cendol nangka Rp 9000, es cendol alpukat Rp 13 ribu, es cendol campuran pilihan nangka atau tape dan alpukat serta es cendol campuran ketiganya Rp 15 rbu.
Seorang pelanggan, Ahmad warga Sapuro, mengakui es Cendol Pak Slamet merupakan kuliner legendaris Pekalongan.
Ia bercerita bahwa es Cendol Pak Slamet berbeda karena serutan buah alpukatnya sangat banyak dan tebal.
“Kalau saya sendiri tidak cukup satu gelas, paling tidak dua gelas,” tuturnya.