DISWAYJATENG.ID, TEGAL - Musim kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia juga dirasakan dampaknya oleh warga Kota Tegal. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal mencatat sebanyak 17 kelurahan di empat kecamatan mengalami kekeringan atau kekurangan air bersih yang berdampak terhadap 13.043 Kepala Keluarga (KK) atau 46.032 jiwa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPBD, di wilayah Kecamatan Margadana terdapat empat kelurahan yaitu Kelurahan Sumurpanggang dengan jumlah 192 KK atau 960 jiwa yang terdampak. Kemudian Kelurahan Kalinyamat 33 KK atau165 jiwa, Kelurahan Margadana 6.057 KK atau 19.220 jiwa, dan Kelurahan Cabawan 17 KK atau 71 jiwa.
BACA JUGA:3 Bakal Paslon Wali Kota Tegal Jalani Tes Kesehatan
Di Kecamatan Tegal Selatan empat kelurahan yakni Kelurahan Randugunting 109 KK atau 407 jiwa, Kelurahan Debong Tengah 255 KK atau 990 jiwa, Kelurahan Debong Kulon 260 KK atau 1.040 jiwa, dan Kelurahan Tunon 1.103 KK atau 4.412 jiwa. Kecamatan Tegal Barat lima kelurahan meliputi Kelurahan Tegalsari 2.406 KK atau 9.620 jiwa, Kelurahan Kraton 110 KK atau 440 jiwa.
Kemudian Kelurahan Muarareja 161 KK atau 644 jiwa, Kelurahan Kemandungan 125 KK atau 500 jiwa, Kelurahan Pekauman 1.450 KK atau 4.548 jiwa. Kecamatan Tegal Timur empat kelurahan terdiri dari Kelurahan Kejambon 440 KK atau 1.760 jiwa, Kelurahan Panggung 220 KK atau 880 jiwa, Kelurahan Mintaragen 15 KK atau 51 jiwa, dan Kelurahan Mangkukusuman 91 KK atau 321 jiwa.
BACA JUGA:Disperintransnaker Kabupaten Tegal Terima Audiensi FSPMI Provinsi Jawa Tengah
Jumlah titik wilayah yang mengalami kekeringan serta warga yang terdampak meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, BPBD mencatat kekeringan terjadi di 15 titik yang tersebar di empat kelurahan tiga kecamatan, kecuali Kecamatan Tegal Barat, dengan jumlah warga yang terdampak 764 KK atau 3.778 jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tegal Moch Mabbrur mengatakan, mereka yang terdampak adalah warga yang biasa memanfaatkan air dari sumur artesis bantuan Pemerintah. Saat ini air yang biasa dikonsumsi kondisinya tidak layak karena bercampur air laut dan pasir, terutama di wilayah pesisir seperti di Kelurahan Tegalsari, Muarareja, Mintaragen, Panggung.
BACA JUGA:BPBD Tingkatkan Upaya Kesiapsiagaan Antisipasi Gempa Megathrust
Sementara di wilayah yang lain kebanyakan warganya tidak bisa memanfaatkan air sumur untuk minum atau memasak. Air yang ada hanya bisa digunakan untuk mencuci karena warga tersebut juga belum memasang Sambungan Rumah dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Bahari. Sementara ini mereka membeli air yang dijual keliling.
“Musim kekeringan panjang terjadi sejak Mei dan diperkirakan sampai Oktober akhir,” kata Mabbrur di Mako Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Kota Tegal.
BACA JUGA:Dinsos Matangkan Rencana Launching Program BLT DBHCT
BPBD sudah mengadakan Rapat Koordinasi dengan camat dan lurah untuk menginformasikan kepada warga sehubungan dengan musim kemarau panjang ini. BPBD mengajukan bantuan permohonan ke BNPB dan mendapatkan 20 unit tandon air dengan kapasitas 5.200 liter, 5 pompa dorong, 10 pompa alkon, dan sarpras pendukungnya.
Dengan bantuan BNPB tersebut bisa ditempatkan di wilayah kekeringan untuk membantu warga agar mendapatkan air bersih yang akan disuplai Perumdam Tirta Bahari juga pembelian BPBD. BPBD juga menyiapkan seratus paket sembako dari CSR perusahaan. “Dalam waktu dekat bantuan tersebut akan didistribusikan,” ungkap Mabbrur.