DISWAYJATENG.ID, TEGAL - Sebanyak 150 siswa-siswi kelas X dan XI SMK Negeri 1 Kota Tegal diajak menjadi pemilih cerdas. Dalam pendidikan politik pemilih pemula di aula skolah. Dengan mengusung tema ‘Sukseskan Pilkada Tahun 2024, Pemilih Pemula Cerdas Memilih Pemimpin Kota Tegal Berkualitas’.
Kegiatan menghadirkan narasumber dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Aliah Saparida dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tegal Meiwan Dani Ristanto.
BACA JUGA:2 Rekomendasi dengan Isi Berbeda, Bikin Bingung Golkar dan PKB Kabupaten Pemalang
Penjabat (Pj) Wali Kota Tegal Dadang Somantri mengajak kepada para pelajar yang merupakan pemilih pemula untuk menolak politik uang saat Pilkada serentak pada tanggal 27 November 2024 mendatang. Menghindari politik uang, karena pemilih ikut berperan dan menjadi tanggung jawab mengawal kepala daerah untuk istiqomah bekerja dengan baik tanpa korupsi.
"Dengan dikawal oleh kalian, salah satunya supaya biaya demokrasi ini, biaya Pilkada ini tidak menjadi mahal, maka kalian harus menolak politik uang,” ujar Dadang.
BACA JUGA:Pendaftaran Cabup-Cawabup Pemalang, Polres Sebar Ratusan Personel
Dari berbagai informasi yang didapat bahwa ada calon-calon yang memberikan uang kepada masyarakat dengan harapan pada saat pemilihan, mereka akan dipilih. Untuk jumlah pemilih di Kota Tegal ada sekitar 212 ribu lebih. Sebagai perumpamaan ketika salah satu calon ingin mendapatkan 25 ribu suara dengan membagikan uang untuk satu suara Rp500 ribu maka jumlah uang yang dikeluarkan sebanyak Rp12,5 miliar.
“Kalau Rp12,5 miliar dibagi lima artinya satu tahun itu Rp2,5 miliar. Jadi ini kalau menjadi investasi maka seorang calon kepala daerah dia harus berfikir bagaimana tiap tahun minimal kembali Rp2,5 miliar,” ungkapnya.
BACA JUGA:50 Anggota DPRD Kabupaten Tegal Dilantik, Legislator Termuda jadi Pimpinan
Ketika salah memilih calon pemimpin hanya karena diberi uang dan ternyata hasilnya jelek, koruptor atau semacamnya maka yang memilih akan rugi selama lima tahun. Dadang berharap kepada pelajar yang hadir untuk menjadi virus positif untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada teman-temannya, orang tua serta tetangganya untuk menghindari politik uang.
“Kalian generasi yang akan datang ,supaya Kota Tegal bersih tidak ada politik uang. Kalian yang 150 siswa ini harus betul-betul menjadi siswa SMK yang jujur, bertanggungjawab, berani dan memiliki integritas yang baik,” pungkasnya.