DISWAY JATENG - Dalam beberapa tahun terakhir, desas-desus seputar eksplorasi ruang angkasa dan teknologi satelit semakin meningkat. Salah satu perkembangan yang paling banyak dibicarakan di bidang ini adalah proyek Starlink yang diprakarsai oleh SpaceX.
Upaya ambisius ini bertujuan untuk menyediakan jangkauan internet global melalui konstelasi satelit orbit Bumi rendah (LEO). Ketika Starlink terus menjadi berita utama, penting untuk memahami mengapa inisiatif ini menimbulkan keributan seperti itu.
Dalam artikel ini, kita akan menyelidiki alasan di balik kegilaan Starlink dan mengeksplorasi potensi dampaknya terhadap dunia.
BACA JUGA: Starlink, Hadirkan Internet Tanpa Batasan Sinyal
Merevolusi Konektivitas Internet
Salah satu alasan utama mengapa Starlink menarik perhatian publik adalah potensinya untuk merevolusi konektivitas internet dalam skala global. Infrastruktur internet tradisional, seperti kabel serat optik dan jaringan terestrial, sering kali kesulitan menjangkau daerah-daerah terpencil atau yang kurang terlayani.
Kesenjangan digital ini telah menyebabkan jutaan orang tidak memiliki akses terhadap internet berkecepatan tinggi yang dapat diandalkan, sehingga membatasi peluang pendidikan, ekonomi, dan sosial mereka.
Starlink berupaya menjembatani kesenjangan ini dengan mengerahkan konstelasi ribuan satelit kecil di orbit rendah Bumi. Satelit-satelit ini dapat menyalurkan internet berkecepatan tinggi langsung ke terminal pengguna di darat, tanpa memerlukan infrastruktur terestrial yang luas.
Hasilnya, wilayah paling terpencil dan pedesaan pun bisa mendapatkan akses terhadap konektivitas internet yang cepat dan andal, sehingga memberikan peluang yang sama bagi komunitas di seluruh dunia.
BACA JUGA:Panduan Lengkap Merawat iPhone dan iPad
Tantangan dan Kontroversi
Meskipun mempunyai potensi untuk mendemokratisasi akses internet, proyek Starlink bukannya tanpa tantangan dan kontroversi. Salah satu kekhawatiran paling signifikan yang diangkat oleh para astronom dan ilmuwan adalah potensi dampak satelit-satelit ini terhadap pengamatan astronomi dan eksplorasi ruang angkasa.
Banyaknya jumlah satelit yang direncanakan untuk ditempatkan telah menimbulkan kekhawatiran mengenai polusi cahaya di langit malam, sehingga menghambat pengamatan dari teleskop berbasis darat dan mengganggu penelitian astronomi. Selain itu, risiko tabrakan dan puing-puing ruang angkasa yang dihasilkan oleh semakin padatnya orbit rendah Bumi telah mendorong seruan untuk penempatan satelit yang bertanggung jawab dan manajemen lalu lintas ruang angkasa.
Selain itu, beberapa pemerhati lingkungan telah menyuarakan keprihatinan mengenai keberlanjutan jangka panjang dari konstelasi satelit berskala besar tersebut. Potensi sampah luar angkasa dan penghentian serta deorbiting satelit-satelit ini menimbulkan pertanyaan mengenai dampak lingkungan dan kontribusinya terhadap polusi sampah luar angkasa.
BACA JUGA:Cara Menghubungkan Cyber Dog 2 ke Jaringan Wifi Anda