DISWAYJATENG, SLAWI - Pondok Pesantren (Ponpes) Misbakhul Huda Amiriyah Kambangan, Kecamatan Lebaksiu mengembangkan tari sufi sejak tahun 2017.
Tidak sedikit para santri yang belajar tarian asal Turki itu. Mereka senang mempelajarinya karena tarian tersebut identik dengan Islam.
Tari ini didominasi dengan memutar badan. Meski demikian, para santri yang diasuh oleh KH Samsul Arifin ini tidak merasakan pusing.
"Jadi awalnya ada alumni di sini yang belajar di KH Budi Harjono Semarang yang merupakan guru tari sufi nusantara,” kata Pengurus Ponpes Misbakhul Huda Amiriyah Putra Lebaksiu Irham Aji Pangestu. Irham yang juga pelatih di ponpes tersebut mendapatkan ilmu Tari Sufi dari seniornya.
BACA JUGA:Diguyur Hujan Deras, Rumah Warga Kaliwadas Kabupaten Tegal Roboh
Menurut Irham, kisah tari sufi berawal saat tokoh Islam di Turki, Syeh Maulana Jaladin Rumi merasa kehilangan gurunya.
Akibat kehilangan yang mendalam, sehingga Syeh Maulana Jaladin Rumi berputar-putar dengan melafalkan zikir.
“Tari sufi ini salah satu bentuk meditasi zikir agar lebih dekat dengan Allah SWT,” ujarnya.
Saat ini, santri Ponpes Misbakhul Huda yang belajar tari sufi sekitar 20 santri putra dan 15 santri putri. Mereka kerap diundang untuk tampil di acara pengajian dan maulid Nabi Muhammad SAW di wilayah Tegal dan sekitarnya.
BACA JUGA:Harga Buncis di Tingkat Petani Kabupaten Pemalang Naik
Biasanya, tari sufi dibarengkan dengan musik hadroh. Hampir tiap bulan, ada permintaan tari sufi di wilayah Tegal dan Brebes. Bahkan, di bulan Ramadan ini sudah ada 18 permintaan.
“Sayangnya, kami di pondok banyak kegiatan, sehingga semua permintaan dibatalkan. Fokus ke pondok dulu untuk mengurus para santri,” ungkapnya.
Irham yang sudah melalang buana di dunia tari sufi memberikan tips agar tidak pusing saat memutar badan.
BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa Farmasi Poltek Tegal Harber Siap Berwirausaha Obat Herbal
Pertama, sebelum melakukan tari harus wudlu dulu dibarengi dengan rasa pasrah. Melakukan gerakan ruku sambil bersyahadat, dan kembali berdiri juga dengan melantunkan syahadat. Lalu, kaki kanan kebelakang dan kaki kiri sebagai tumpuan.