Sebelum menjalani facelift, pasien harus berkonsultasi dengan dokter bedah plastik dan memberi tahu dokter tentang tujuan dan perubahan yang diinginkan.
Dokter kemudian akan mengajukan pertanyaan tentang kesehatan pasien (misalnya obat yang diminum, operasi sebelumnya).
Dokter kemudian akan memeriksa kondisi dan struktur kulit pada wajah dan leher. Selama pemeriksaan ini, wajah akan diperiksa apakah ada bekas luka, kondisi kulit yang tidak normal, atau asimetri. Dokter kemudian melakukan operasi facelift sesuai dengan kondisi pasien.
Prosedur facelift dimulai dengan anestesi dan sayatan dibuat dari garis rambut temporal, di sekitar telinga dan di bawah kulit kepala.
Kemudian, kulit dan jaringan lemak diangkat dari otot dan jaringan ikat. Otot dan jaringan ikat ini dapat dikencangkan dengan jahitan.
Kulit kemudian ditarik ke belakang ke posisi yang diinginkan dan kulit yang berlebih dihilangkan. Setelah prosedur selesai, sayatan dijahit dan dibalut. Prosedur facelift biasanya memakan waktu 3-6 jam tergantung pada kondisi umum pasien.
3. Risiko dan Komplikasi Facelift
Operasi facelift dapat menimbulkan risiko dan komplikasi. Beberapa risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi facelift meliputi
BACA JUGA:Operasi Plastik, Berikut Ini Jenis, Risiko, dan 3 Tips Pemulihan Setelah Operasi Plastik
1. Memar
2. Perdarahan
3. Infeksi
4. Pembesaran atau penebalan bekas luka pasca operasi
5. Facelift juga dapat menyebabkan kerusakan saraf sementara di sekitar lokasi sayatan, seperti kerontokan rambut, asimetri wajah, trombosis vena dalam (DVT), disfungsi otot, dan mati rasa.
Selain itu, ada beberapa kelompok orang yang lebih mungkin mengalami efek samping dan komplikasi selama dan setelah prosedur facelift: