Cerita ini menceritakan pengorbanan seorang gajah di padang pasir dan dapat ditemukan di sebelah selatan Candi Borobudur, lantai 3, Lorong 1, pada bagian atas pagar langkan bidang H di Panil ke 6,7, dan 8.
Relief ini bukan hanya karya seni yang memukau, tapi juga merupakan bagian penting dari sejarah Budha.
4. Tahap Pembangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur mengalami beberapa tahap pembangunan yang menggambarkan perubahan signifikan dalam desainnya:
Tahap Pertama (Tahun 780 Masehi): Pada tahap pertama, Candi Borobudur awalnya direncanakan sebagai piramida berundak.
Namun, susunan tersebut kemudian diubah, dan bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa tata susun tersebut sempat dibongkar.
Tahap Kedua dan Ketiga: Pada tahap kedua, pondasi diperluas dengan penambahan dua tingkat persegi dan satu tingkat lingkaran.
Pada tahap ketiga, desainnya diubah lagi dengan tiga tingkat lingkaran dan penambahan stupa-stupa pada puncak tingkat-tingkat tersebut, dengan satu stupa besar di tengahnya.
Tahap Keempat (824 Masehi) dan Kelima (833 Masehi): Pada tahap ini, perubahan yang terjadi adalah penambahan pagar langkan terluar, penyempurnaan relief, perubahan tangga, pelebaran ujung kaki, dan pelengkung atas gawang pintu.
Tahap-tahap ini menunjukkan betapa kompleksnya proses pembangunan Candi Borobudur, dan menggambarkan komitmen kuat untuk menciptakan sebuah monumen yang akan bertahan selama berabad-abad.
Candi Borobudur adalah salah satu situs budaya terbesar di Indonesia yang mengandung begitu banyak makna.
Selain menjadi tempat wisata yang menakjubkan, candi ini juga menyimpan nilai edukasi yang luar biasa.
Melalui seni yang tinggi, cerita agung, dan sejarah panjangnya, Candi Borobudur mengajarkan kita tentang keberagaman, toleransi beragama, dan kekayaan budaya Indonesia.
Jika kamu ingin merasakan pesona sejarah dan seni sekaligus, Candi Borobudur adalah destinasi yang sempurna.
Tak heran jika ia terus menjadi daya tarik bagi wisatawan dari seluruh dunia. Jadi, jangan ragu untuk mengunjungi Candi Borobudur(*)