DISWAYJATENG, PEMALANG - Partai Golkar Kabupaten Pemalang menggelar acara Wungon HUT ke-59 Partai Golkar tahun 2023 di Aula Kantor DPD setempat, Kamis malam (19/10). Acara wungon sekaligus sarasehan dihadiri jajaran pengurus DPD berserta Dewan Pertimbangan Partai dan pengurus PK serta PD yang ada di Kecamatan Pemalang dan Taman.
Sekretaris DPD Partai Golkar Rabadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehidupan pada malam hari ini adalah wungon dalam rangka peringatan HUT ke-59 Partai Golkar tahun 2023. Selain itu acara sarasehan dengan tema Pentingnya peran saksi dalam mengamankan perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu tahun 2024. Tujuan diselenggarakannya kegiatan HUT partai ini, untuk melihat apa saja yang telah kita lakukan selama satu tahun.
BACA JUGA:Pendapatan Asli Daerah dari Retribusi PBG di Kabupaten Pemalang Terus Meningkat
"Artinya bagaimana kinerja kita apakah sudah berhasil atau belum. Maka inti dari kegiatan HUT ini untuk mengevaluasi kegiatan selama satu tahun,"katanya.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Budi Rahardjo dalam orasi politiknya menyampaikan kilas balik sejarah Partai Golkar. Menurutnya perjalanan sejarah Partai Golkar itu, awalnya adanya kolaburasi gagasan Bung Karno, Mr. Soepomo dan Ki Hajardewantoro sejak tahun 1940. Dimana adanya Golongan Fungsional yang diubah menjadi Golongan Karya dari bahasa sangsekerta. Perubahan ini sebagai integralistik kolektivitas.
BACA JUGA:Kemarau, Harga Tomat di Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang Anjlok
Adanya Maklumat Wapres Nomor X November 1945 sistem multy partai dan berlakunya sistem demokrasi terpimpin di Indonesia. Memasuki tahun
1950 maka terjadilah pembentukan Golongan Karya dari perwakilan golongan-golongan di tengah masyarakat yang mereprentasikan keterwakilan kolektiv sebagai bentuk demokrasi yang khas di Indonesia.
Dari situlah maka Golkar mulai tahun 1957 semakin berkembang sebagai alternatif organisasi yang terdiri dari Golongan-golongan Fungsional. Dimana Bung Karno sebagai konseptornya dan AH. Nasution sebagai penggerak bersama Angkatan Darat (AD).
BACA JUGA:Jumadi Paparan, Kecerdasan Buatan Bisa Akses Segala Data
Perjalanan waktu Sekber Golkar pada 20 Oktober 1964 secara resmi didirikan. Selanjutnya pada rezim Orde Baru (Orba) diubah yang semula sebagai golongan fungsional diubah fungsinya seperti Partai dan oleh Soeharto dipakai untuk melawan hegemoni PKI.
Pada 3 Juli 1971 Golkar ikut Pemilu berhasil meraih suara 62,8 persen. Pada 17 Juli 1971 Sekber Golkar diubah menjadi Golkar yang bukan Partai. Sedangkan pada tahun 2019 Golkar diubah menjadi Partai Golkar. Karena pada anggaran dasar (AD) BAB I bagian kedua pasal 1 bahwa Partai Golkar merupakan kelanjutan dari Sekber Golkar yang didirikan pada 20 Oktober 1964 di Jakarta.
BACA JUGA:5 Kisah Mistis dan Mitos Alas Roban yang Menyeramkan dan Jarang Diketahui
Dalam Pemilu tahun 1971 perolehan suara Golkar berhasil meraih suara kurang lebih sebesar 62,8 persen, Pemilu 1997 bahkan mencapai 75,17 persen. Sedangkan pada Pemilu tahun 1999 mengalami penurunan dengan perolehan suaranya hanya mencapai 22,43 persen. Bahkan terus menurun sampai 12,31 persen pada Pemilu tahun 2019.
Melihat perkembangan Partai Golkar yang kian menurun perolehan suaranya, maka Budi Rahardjo yang juga mantan Sekda Kabupaten Pemalang mengajak kepada seluruh anggota dan jajaran pengurus Partai Golkar termasuk para calon legislatif (caleg) untuk dapat merubah pandangan dalam berpolitik. Yaitu berpolitik dengan gembira dan move on, serta menjual simpatik. Tanpa harus menjelek-jelekkan pihak lain.