Asal-usul Desa Pesarean Tegal yang Tercemar Limbah B3 Sejak Tahun 80-an

Jumat 22-09-2023,16:12 WIB
Reporter : Yeri Noveli
Editor : M Sekhun

ADIWERNA, DISWAY JATENG - Desa Pesarean Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Pencemaran ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun imbas dari adanya aktivitas pengecoran logam di skala rumah tangga atau home industri. Tidak hanya air sumur yang tercemar, tapi kesehatan warga juga terganggu.

Sejauh ini, pemerintah tidak mata. Untuk mencegah pencemaran lebih parah, aktivitas pengecoran logam direlokasi secara bertahap ke Perkampungan Industri Kecil (PIK) Desa Kebasen.

Bahkan, pemerintah pusat juga menggelontorkan anggaran untuk remesiasi lahan di desa tersebut sebesar Rp 20,5 miliar.

BACA JUGA:Ini Dia 7 Rekomendasi Laptop Murah dengan Spesifikasi Terbaik 2023

Bupati Tegal Umi Azizah mengisahkan, industri pengecoran logam skala rumahan di Desa Pesarean semula dikerjakan oleh tiga atau empat orang.

Mereka mengecor logam timah aluminium, tembaga, kuningan, dan aki bekas untuk diambil timbalnya.

Karena prospeknya menarik dan mampu mengangkat derajat ekonomi keluarga, jumlah pelaku usaha pengecoran logam bertambah hingga 100-an unit usaha.

BACA JUGA:Hanya 3 Menit Nonton Video Bisa Hasilkan Rp15 Ribu, Ini Aplikasi Penghasil Uang yang Terbukti Membayar!

"Itu terjadi sekitar tahun 80-an," kata Umi Azizah, saat menjadi narasumber di ajang Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Kawasan GBK, Jakarta, baru-baru ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, kotoran sisa peleburan logam atau limbah B3 terus meningkat. Bahkan hingga menumpuk bercampur tanah di sejumlah lokasi.

Termasuk di jalan umum, gang dan pekarangan rumah. Terbanyak berada di tanah milik Keraton Surakarta Hadiningrat, tepatnya di samping kompleks barat makam Amangkurat I selama bertahun-tahun sebagai dumpsite.

BACA JUGA:Inilah 7 Aplikasi Penghasil Saldo Dana Tercepat 2023, Berani Coba?

Imbasnya, timbunan limbah B3 mulai menggerus kualitas hidup warga Desa Pesarean. Warga pun enggan mengonsumsi air sumur untuk kebutuhan makan dan minum sejak tahun 2005-2006.

Tidak sedikit warga yang terpapar menderita ISPA, gangguan fungsi ginjal, hati, penurunan vertilitas, retardasi mental pada bayi di kandungan, bahkan ada yang menderita penyakit degeneratif seperti kanker darah.

Kategori :