DISWAYJATENG, PEMALANG - Polsek Bantarbolang menerima informasi adanya potensi kebakaran hutan dan lahan. Akibat kebiasaan petani yang membakar sisa hasil pertanian di area perkebunan sekitar hutan Cagar Alam dalam Jumat Curhat.
Wage, salah seorang warga yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Peduli Api (MPA) mengatakan, pihaknya sering menemukan adanya petani yang membakar sisa hasil pertanian untuk membuka lahan.
"Mohon bantuannya ada antisipasi dari petugas, agar api tidak meluas hingga menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Menanggapi informasi tersebut, Kapolres Pemalang AKBP Yovan Fatika Handhiska Aprilaya melalui Kapolsek Bantarbolang AKP Trino Winarno mengatakan, Satgas Karhutla yang bertugas untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Telah disiagakan di Kecamatan Bantarbolang yang terdiri dari unsur TNI-Polri, BKSDA, Perhutani dan Pemerintah Kecamatan Bantarbolang.
“Kami akan langsung menindaklanjuti informasi tersebut dengan melaksanakan patroli bersama," katanya.
Dalam patroli tersebut, petugas gabungan yang tergabung dalam Satgas Karhutla. Menyisir area perkebunan di sekitar hutan lindung dan kawasan Cagar Alam ikut Desa Kebon Gede dan Desa Peguyangan, Kecamatan Bantarbolang. Secara kebetulan ada dua orang warga yang kedapatan membakar sisa hasil pertanian.
“Saat itu juga, kami dari Satgas Karhutla langsung bergerak untuk memadamkan api agar tidak meluas,” imbuhnya.
Satgas Karhutla di Kecamatan Bantarbolang disiagakan selama 1x24 Jam. Dari masing-masing instansi terdapat jadwal piket agar penanganan kebakaran hutan dan lahan dapat ditangani dengan cepat. Selain patroli bersama, upaya pencegahan yang dilakukan diantaranya dengan memberikan pembinaan secara rutin kepada warga, terutama para petani agar tidak membakar sampah atau jerami. Banner juga dipasang untuk mengimbau warga agar tidak membuang puntung rokok dan jerami di dekat lahan maupun hutan.
Endi Suryo, perwakilan dari BKSDA mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan instansi terkait, untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan di area cagar alam. Tahun ini belum ada kejadian hot spot di Kabupaten Pemalang, hanya lantai hutan yang terbakar.
"Itu disebabkan faktor manusia karena kebiasaan masyarakat sekitar, yang membuka lahan dengan dibakar, ” pungkasnya.